LAPORAN KIMIA ORGANIK 1
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIIS DAN KOLOM










DISUSUN OLEH : YULINARTI CHOINIRUL NISYAH
NIM                       : A1C117025
KELAS                  : REGULER A 2017


DOSEN PENGAMPU :
 Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.SI





PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019




VI. Data Pengamatan
6.1 Buah Naga
Perlakuan
Pengamatan
Dilakukan kromatografi lapis tipis dengan eluen n heksana dan etil asetat denga permbandingan 2:1
Didapatkan RF 3,9
Dilakukan kromatografi kolom dengan eluen n – heksana dan etil etil asetat dengan perbandingan 8 :1 dan 15 : 3
Didapatkan larutan yang ditampung 4 botol dengan warna bening semua
Larutan yang ditampung dilakuka kromatografi lapis tipis dengan eluen n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2
Hanya curt saja yang bergeral larutan dibotol penampung tidak

6.2 Bayam
Perlakuan
Pengamatan
Dilakukan kromatografi lapis tipis dengan eluen n heksana dan etil asetat denga permbandingan 2:1
Didapatkan RF 0,3
Dilakukan kromatografi kolom dengan eluen n – heksana dan etil etil asetat dengan perbandingan 5 : 10
Didapatkan larutan yang ditampung 5 botol dengan warna bening, hijau, hijau lebih pudar, bening dan bening
Larutan yang ditampung dilakuka kromatografi lapis tipis dengan eluen n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2
Hanya curt dan totolan botol 1,2,3 ada noda warna susu

6.3 Buah Nanas
Perlakuan
Pengamatan
Dilakukan kromatografi lapis tipis dengan eluen n heksana dan etil asetat denga permbandingan 2:1
Didapatkan RF 3,8
Dilakukan kromatografi kolom dengan eluen klorofrom dan metanol dengan perbandingan 3:1
Didapatkan larutan yang ditampung 3 botol dengan warna bening, keruh dan bening
Larutan yang ditampung dilakuka kromatografi lapis tipis dengan eluen klorofrom dan metanol dengan perbandingan 2:1
Tidak ada noda yang terbentuk

6.4 Bunga Kertas
Perlakuan
Pengamatan
Dilakukan kromatografi lapis tipis dengan eluen n heksana dan etil asetat denga permbandingan 2:1
Didapatkan RF 2,5
Dilakukan kromatografi kolom dengan eluen klorofrom 100%
Didapatkan larutan yang ditampung 5 botol dengan warna bening, bening berminyak, agak keruh, bening, dan bening
Larutan yang ditampung dilakuka kromatografi lapis tipis dengan eluen methanol 100%
Hanya curt saja yang bergerak dan ada bentolan ungu dan crem  sedangkan larutan dibotol penampung tidak

6.5 Semangka
Perlakuan
Pengamatan
Dilakukan kromatografi lapis tipis dengan eluen n heksana dan etil asetat denga permbandingan 1: 0,5
Didapatkan RF 3,7
Dilakukan kromatografi kolom dengan eluen n – heksana dan etil etil asetat dengan perbandingan 3:2
Didapatkan larutan yang ditampung 3 botol dengan warna bening, kuning pudar dan bening
Larutan yang ditampung dilakuka kromatografi lapis tipis dengan eluen n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2
Hanya curt saja yang bergerak dengan warna kuning sedangkan larutan dibotol penampung tidak

6.6 Wortel
Perlakuan
Pengamatan
Dilakukan kromatografi lapis tipis dengan eluen n heksana dan etil asetat denga permbandingan 1:0,5
Didapatkan RF 3,9
Dilakukan kromatografi kolom dengan eluen n – heksana dan etil etil asetat dengan perbandingan 3:2
Didapatkan larutan yang ditampung 4 botol dengan warna bening, kuning dan bening
Larutan yang ditampung dilakuka kromatografi lapis tipis dengan eluen n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2
Hanya curt saja yang bergerak warna kuning sedangkan larutan dibotol penampung tidak pada botol 1 dan 3 ada warna crem

6.7 Pepaya
Perlakuan
Pengamatan
Dilakukan kromatografi lapis tipis dengan eluen n heksana dan etil asetat denga permbandingan 1:2
Didapatkan RF 3,8
Dilakukan kromatografi kolom dengan eluen n – heksana dan etil etil asetat dengan perbandingan 3:2
Didapatkan larutan yang ditampung 4 botol dengan warna bening semua
Larutan yang ditampung dilakuka kromatografi lapis tipis dengan eluen n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2
Hanya curt saja yang bergerak warna orange jernih sedangkan larutan dibotol penampung tidak pada botol 2,3,4 ada bentolan warna crem pudar.

6.8 Kentang
Perlakuan
Pengamatan
Dilakukan kromatografi lapis tipis dengan eluen n heksana dan etil asetat denga permbandingan 1:0,5
Didapatkan RF 0
Dilakukan kromatografi kolom dengan eluen klorofrom dan metanol dengan perbandingan 3:1
Didapatkan larutan yang ditampung 4 botol dengan warna bening, kuning keruh, bening dan bening
Larutan yang ditampung dilakuka kromatografi lapis tipis dengan eluen klorofrom dan methanol dengan perbandingan 2 :1
Tidak ada yang bergerak dan crutnya ada bentolan coklat keabu-abuan

6.9 Tomat
Perlakuan
Pengamatan
Dilakukan kromatografi lapis tipis dengan eluen n heksana dan etil asetat denga permbandingan 1: 0,5
Didapatkan RF 4,1
Dilakukan kromatografi kolom dengan eluen n – heksana dan etil etil asetat dengan perbandingan 3 :2
Didapatkan larutan yang ditampung 3 botol dengan warna kuning, kemrah meahan, dan bening
Larutan yang ditampung dilakuka kromatografi lapis tipis dengan eluen n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2
Botol 3 bergerak keabu -abuan

6.10 Bunga Sepatu
Perlakuan
Pengamatan
Dilakukan kromatografi lapis tipis dengan eluen n heksana dan etil asetat denga permbandingan 1:0,5
Didapatkan RF 4
Dilakukan kromatografi kolom dengan eluen n – heksana dan etil etil asetat dengan perbandingan 3:1
Didapatkan larutan yang ditampung 4 botol dengan warna bening, keruh, keruh pudar dan bening
Larutan yang ditampung dilakuka kromatografi lapis tipis dengan eluen n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2
Tidak ada yang bergerak dan ada bentolan warna crem pudar

VII. Pembahasan.
Pada percobaan ini kami melakukan pratikum yang berjudul kromatografi lapis tipis dan kolom, yang mana dilakukan bertujuan untuk mengetahui tenik – teknik dasar kromatografi lapis tipis dann kolom, dapat membuat pelat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi, dapat memisahkan suatu senyawa dari campurannya dengan kromatografi lapis tipis dan memurnikan dengan kolom dan dapat memisahkan pigmen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom. Salah satu analisis kualtitatif yang dapat kita gunakan adalah kromatografi. Kromatografi adalah cara analisis kimia yang pada umumnya digunakan untuk proses pemisahan zat campuran yang terbagi menjadi komponen – komponen yang menyusunnya. Pada dasarnya prinsip pemisahan yang digunkan dalam kromatografi yaitu dimana dapat dipisahkan pada perbedaan afinitas atau gaya adesi dalam setiap analit yang terdapatlah fase diam dan fase gerak dalam suatu komponen penyusun zat yang mana masing –masing dari kompenen penyusun suatu zat dapat dipidahkan satu sama lain. Adapun ada beberapa macam kromatografi yang dapat digunakan yaitu kromatografi lapis tipis, kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi penukaran ion, kromatografi afinitas, yang mana semua kromatografi tersebut meliliki prinsip dasar yang sama (Syamsurizal, 2019 http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/
 Dimana dalam percobaan ini kami melakukan kromatografi terhadap beberapa sampel yaitu :
7.1         Buah Naga.
7.1.1        kromatografi lapis tipis
Sampel pertama yang diuji adalah buah naga dimana bauh naga diambil ekstraksnya dengan menggunakan methanol. Dimana buah naga yang kami digunakan adalah buah naga merah sehingga diperoleh ektrasknya juga berwarna merah. Kemudian ektraks yang diperoleh di diuji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak yang digunakan adalah n- heksana dan atil asetat dengan perbandingan 1; 2. Yang mana lapis tipis dipotong dengan ukuran 5X3, lalu diberi garis batas yitu 0,5. Kemudian untuk melihat pergerakan noda kami menggunakan sinar UV dari aplikasi hp. Sehingga diperoleh RF nya yaitu 3,9.
7.1.2        kromatografi
Kemudian lanjutkan uji sampel dengan menggunakan kromatografi kolom. Yang nama kita siap terlehig dahulu alat yang diperlukan yaitu kolom atau bisa juga kita menggunakan pipet tetes yang besar, kamudain untuk fase diamnya kami menggunakan silica gel yang mana direndam dengan n- heksana dan kemudian dimasukkan kedalam kolom. Namun sebelumnya kita telah menyumbat kolom dengan kapas aga silica gel tidak ikut turun kebawah ketika proses kromatografi berlangsung. Kamudian untuk memadatkan silica gel dalam kolom maka dapat kita ketuk – ketuk kolom atu untuk mempercepatnya kita dapat menggunakan balon diujung kolom untuk mendorng silica memadat dan mengerluark sisa n- heksana yang menggenang diatas. Nah kemudian untuk sampelnya sendiri, kedalam cawan poersein dimasukan 1 sudip silica gel kemudian dimasukan 2 tetes sampel kemudian diaduk – aduk hingga diperoleh padatan sampel. Kemudian dampel dimasukan kedalam kolom dan dipadatkan. Kemudian dilakukan proses kormatografi kolom dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil asetat denga perbandingan 8 ;1 namun pada perbnadingan ini sampel tidak ikut turun jadi digantilah perbandingan 16 ; 2 dan diperoleh lartan turun dengan banyak larutan yang tertam[ung adalah 4 botol. Kemudian setiap botol diberi label dan didiamkan hingga larutan kering.
7.1.3        kromatografi lapis tipis
kemudian larutan yang didapatkan dari hasil kolom diatas yang telah didiamkan hingga larutan kering. Lalu temapt bekas larutan ditambahkan dengan metoanol . kemudian disiapkan tapis tipis dengan ukurna 3X5 dan diberi batas 0,5. Sampel ektraks ditotolkan ke lapis tipis kemudian dilajutkan dengan laruta yang terdapat didalam botol tampung . dan kemuidan direndam dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil aseta dengan perbandingan 3 : 2. Kemudian untuk melihat nodanya digunkan kembali sinar UV yang mana yang kami dapatkan yaitu hanya curtnya saja yang bergerak sedangkan untuk sampel – sampel dalam botol tidak ada yang bergerak.
7.2         Bayam
7.2.1        kromatografi lapis tipis
Sampel pertama yang diuji adalah bayam dimana bayam diambil ekstraksnya dengan menggunakan methanol. Dimana bayam yang kami digunakan adalah bayam yang memiliki warna hijau sehingga diperoleh ektrasknya juga berwarna hijau. Kemudian ektraks yang diperoleh di diuji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak yang digunakan adalah n- heksana dan atil asetat dengan perbandingan 1; 2. Yang mana lapis tipis dipotong dengan ukuran 5X3, lalu diberi garis batas yitu 0,5. Kemudian untuk melihat pergerakan noda kami menggunakan sinar UV dari aplikasi hp. Sehingga diperoleh RF nya yaitu 0,3.
7.2.2        kromatografi
Kemudian lanjutkan uji sampel dengan menggunakan kromatografi kolom. Yang nama kita siap terlebih dahulu alat yang diperlukan yaitu kolom atau bisa juga kita menggunakan pipet tetes yang besar, kamudain untuk fase diamnya kami menggunakan silica gel yang mana direndam dengan n- heksana dan kemudian dimasukkan kedalam kolom. Namun sebelumnya kita telah menyumbat kolom dengan kapas aga silica gel tidak ikut turun kebawah ketika proses kromatografi berlangsung. Kamudian untuk memadatkan silica gel dalam kolom maka dapat kita ketuk – ketuk kolom atau untuk mempercepatnya kita dapat menggunakan balon diujung kolom untuk mendorng silica memadat dan mengerluark sisa n- heksana yang menggenang diatas. Nah kemudian untuk sampelnya sendiri, kedalam cawan poersein dimasukan 1 sudip silica gel kemudian dimasukan 2 tetes sampel kemudian diaduk – aduk hingga diperoleh padatan sampel. Kemudian dampel dimasukan kedalam kolom dan dipadatkan. Kemudian dilakukan proses kormatografi kolom dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil asetat denga perbandingan 5 ;10 dan diperoleh lartan turun dengan banyak larutan yang tertampung adalah 5 botol dengan warna being, hijua, hijau lebih pudar, bening, dan bening. Kemudian setiap botol diberi label dan didiamkan hingga larutan kering.
7.2.3        kromatografi lapis tipis
kemudian larutan yang didapatkan dari hasil kolom diatas yang telah didiamkan hingga larutan kering. Lalu tempat bekas larutan ditambahkan dengan metoanol . kemudian disiapkan tapis tipis dengan ukurna 3X5 dan diberi batas 0,5. Sampel ektraks ditotolkan ke lapis tipis kemudian dilajutkan dengan laruta yang terdapat didalam botol tampung . dan kemudian direndam dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil aseta dengan perbandingan 3 : 2. Kemudian untuk melihat nodanya digunakan kembali sinar UV yang mana yang kami dapatkan yaitu tidak ada yang noda namun pada 1,2,3 didalam eluennya dan noda berwarna susu.

7.3         Buah Nanas
7.3.1        kromatografi lapis tipis
Sampel pertama yang diuji adalah buah nanas dimana bauh nanas diambil ekstraksnya dengan menggunakan methanol. Dimana buah naga yang kami digunakan adalah buah nanas kuning sehingga diperoleh ektrasknya juga berwarna kuning. Kemudian ektraks yang diperoleh di diuji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak yang digunakan adalah n- heksana dan atil asetat dengan perbandingan 1; 2. Yang mana lapis tipis dipotong dengan ukuran 5X3, lalu diberi garis batas yitu 0,5. Kemudian untuk melihat pergerakan noda kami menggunakan sinar UV dari aplikasi hp. Sehingga diperoleh RF nya yaitu 3,8.
7.3.2        kromatografi
Kemudian lanjutkan uji sampel dengan menggunakan kromatografi kolom. Yang nama kita siap terlehig dahulu alat yang diperlukan yaitu kolom atau bisa juga kita menggunakan pipet tetes yang besar, kamudain untuk fase diamnya kami menggunakan silica gel yang mana direndam dengan n- heksana dan kemudian dimasukkan kedalam kolom. Namun sebelumnya kita telah menyumbat kolom dengan kapas aga silica gel tidak ikut turun kebawah ketika proses kromatografi berlangsung. Kamudian untuk memadatkan silica gel dalam kolom maka dapat kita ketuk – ketuk kolom atu untuk mempercepatnya kita dapat menggunakan balon diujung kolom untuk mendorng silica memadat dan mengerluark sisa n- heksana yang menggenang diatas. Nah kemudian untuk sampelnya sendiri, kedalam cawan poersein dimasukan 1 sudip silica gel kemudian dimasukan 2 tetes sampel kemudian diaduk – aduk hingga diperoleh padatan sampel. Kemudian dampel dimasukan kedalam kolom dan dipadatkan. Kemudian dilakukan proses kormatografi kolom dengan menggunakan fase gerak kloroform dan metanol dengan perbandingan 3;1 dan diperoleh lartan turun dengan banyak larutan yang tertam[ung adalah 3 botol yaitu bening, keruh dan bening. Kemudian setiap botol diberi label dan didiamkan hingga larutan kering.
7.3.3        kromatografi lapis tipis
kemudian larutan yang didapatkan dari hasil kolom diatas yang telah didiamkan hingga larutan kering. Lalu temapt bekas larutan ditambahkan dengan metoanol . kemudian disiapkan tapis tipis dengan ukurna 3X5 dan diberi batas 0,5. Sampel ektraks ditotolkan ke lapis tipis kemudian dilajutkan dengan laruta yang terdapat didalam botol tampung . dan kemuidan direndam dengan menggunakan fase gerak kloroforom dan metanol dengan perbandingan 2:1. Kemudian untuk melihat nodanya digunakan kembali sinar UV yang mana yang kami dapatkan yaitu tidak ada yang bergerak sama sekali.
7.4         Bunga Kertas
7.4.1        kromatografi lapis tipis
Sampel pertama yang diuji adalah bunga kertas dimana bunga kertas diambil ekstraksnya dengan menggunakan methanol. Dimana bunga kertas yang kami digunakan adalah bunga kertas berwarna merah sehingga diperoleh ektrasknya juga berwarna merah. Kemudian ektraks yang diperoleh di diuji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak yang digunakan adalah n- heksana dan atil asetat dengan perbandingan 1; 2. Yang mana lapis tipis dipotong dengan ukuran 5X3, lalu diberi garis batas yitu 0,5. Kemudian untuk melihat pergerakan noda kami menggunakan sinar UV dari aplikasi hp. Sehingga diperoleh RF nya yaitu 2,5.
7.4.2        kromatografi
Kemudian lanjutkan uji sampel dengan menggunakan kromatografi kolom. Yang nama kita siap terlebih dahulu alat yang diperlukan yaitu kolom atau bisa juga kita menggunakan pipet tetes yang besar, kamudain untuk fase diamnya kami menggunakan silica gel yang mana direndam dengan n- heksana dan kemudian dimasukkan kedalam kolom. Namun sebelumnya kita telah menyumbat kolom dengan kapas aga silica gel tidak ikut turun kebawah ketika proses kromatografi berlangsung. Kamudian untuk memadatkan silica gel dalam kolom maka dapat kita ketuk – ketuk kolom atu untuk mempercepatnya kita dapat menggunakan balon diujung kolom untuk mendorng silica memadat dan mengerluark sisa n- heksana yang menggenang diatas. Nah kemudian untuk sampelnya sendiri, kedalam cawan poersein dimasukan 1 sudip silica gel kemudian dimasukan 2 tetes sampel kemudian diaduk – aduk hingga diperoleh padatan sampel. Kemudian dampel dimasukan kedalam kolom dan dipadatkan. Kemudian dilakukan proses kormatografi kolom dengan menggunakan fase gerak kloroform dan diperoleh lartan turun dengan banyak larutan yang tertampung adalah 5 botol yaitu bening, bening berminyak, agak keruh, bening, dan bening. Kemudian setiap botol diberi label dan didiamkan hingga larutan kering.
7.4.3        kromatografi lapis tipis
kemudian larutan yang didapatkan dari hasil kolom diatas yang telah didiamkan hingga larutan kering. Lalu temapt bekas larutan ditambahkan dengan metoanol . kemudian disiapkan tapis tipis dengan ukurna 3X5 dan diberi batas 0,5. Sampel ektraks ditotolkan ke lapis tipis kemudian dilajutkan dengan laruta yang terdapat didalam botol tampung . dan kemuidan direndam dengan menggunakan fase gerak metanol 100%. Kemudian untuk melihat nodanya digunakan kembali sinar UV yang mana yang kami dapatkan yaitu hanya crutnya saja yang naik kemudian dibagian tenggahnya ada warna ungu dan krim.
7.5         Buah Semangka
7.5.1        kromatografi lapis tipis
Sampel pertama yang diuji adalah buah semangka dimana bauh semangka diambil ekstraksnya dengan menggunakan methanol. Dimana buah semangka sendiri berwarna merah sehingga diperoleh ektrasknya juga berwarna merah. Kemudian ektraks yang diperoleh di diuji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak yang digunakan adalah n- heksana dan atil asetat dengan perbandingan 1; 0,5. Yang mana lapis tipis dipotong dengan ukuran 5X3, lalu diberi garis batas yaitu 0,5. Kemudian untuk melihat pergerakan noda kami menggunakan sinar UV dari aplikasi hp. Sehingga diperoleh RF nya yaitu 3,7.
7.5.2        kromatografi
Kemudian lanjutkan uji sampel dengan menggunakan kromatografi kolom. Yang nama kita siap terlehig dahulu alat yang diperlukan yaitu kolom atau bisa juga kita menggunakan pipet tetes yang besar, kamudain untuk fase diamnya kami menggunakan silica gel yang mana direndam dengan n- heksana dan kemudian dimasukkan kedalam kolom. Namun sebelumnya kita telah menyumbat kolom dengan kapas aga silica gel tidak ikut turun kebawah ketika proses kromatografi berlangsung. Kamudian untuk memadatkan silica gel dalam kolom maka dapat kita ketuk – ketuk kolom atu untuk mempercepatnya kita dapat menggunakan balon diujung kolom untuk mendorng silica memadat dan mengerluark sisa n- heksana yang menggenang diatas. Nah kemudian untuk sampelnya sendiri, kedalam cawan poersein dimasukan 1 sudip silica gel kemudian dimasukan 2 tetes sampel kemudian diaduk – aduk hingga diperoleh padatan sampel. Kemudian dampel dimasukan kedalam kolom dan dipadatkan. Kemudian dilakukan proses kormatografi kolom dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3;2 dan diperoleh lartan turun dengan banyak larutan yang tertampung adalah 3 botol yaitu bening, kuning pudar dan bening. Kemudian setiap botol diberi label dan didiamkan hingga larutan kering.
7.5.3        kromatografi lapis tipis
kemudian larutan yang didapatkan dari hasil kolom diatas yang telah didiamkan hingga larutan kering. Lalu temapt bekas larutan ditambahkan dengan metoanol . kemudian disiapkan tapis tipis dengan ukurna 3X5 dan diberi batas 0,5. Sampel ektraks ditotolkan ke lapis tipis kemudian dilajutkan dengan laruta yang terdapat didalam botol tampung . dan kemuidan direndam dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2. Kemudian untuk melihat nodanya digunakan kembali sinar UV yang mana yang kami dapatkan yaitu hanya crutnya saja yang naik dengan wrna kuning.
7.6         Wortel
7.6.1        kromatografi lapis tipis
Sampel pertama yang diuji adalah buah nanas dimana bauh nanas diambil ekstraksnya dengan menggunakan methanol. Dimana buah naga yang kami digunakan adalah buah nanas kuning sehingga diperoleh ektrasknya juga berwarna kuning. Kemudian ektraks yang diperoleh di diuji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak yang digunakan adalah n- heksana dan atil asetat dengan perbandingan 1; 0,5. Yang mana lapis tipis dipotong dengan ukuran 5X3, lalu diberi garis batas yitu 0,5. Kemudian untuk melihat pergerakan noda kami menggunakan sinar UV dari aplikasi hp. Sehingga diperoleh RF nya yaitu 3,9.
7.6.2        kromatografi
Kemudian lanjutkan uji sampel dengan menggunakan kromatografi kolom. Yang nama kita siap terlehig dahulu alat yang diperlukan yaitu kolom atau bisa juga kita menggunakan pipet tetes yang besar, kamudain untuk fase diamnya kami menggunakan silica gel yang mana direndam dengan n- heksana dan kemudian dimasukkan kedalam kolom. Namun sebelumnya kita telah menyumbat kolom dengan kapas aga silica gel tidak ikut turun kebawah ketika proses kromatografi berlangsung. Kamudian untuk memadatkan silica gel dalam kolom maka dapat kita ketuk – ketuk kolom atu untuk mempercepatnya kita dapat menggunakan balon diujung kolom untuk mendorng silica memadat dan mengerluark sisa n- heksana yang menggenang diatas. Nah kemudian untuk sampelnya sendiri, kedalam cawan poersein dimasukan 1 sudip silica gel kemudian dimasukan 2 tetes sampel kemudian diaduk – aduk hingga diperoleh padatan sampel. Kemudian dampel dimasukan kedalam kolom dan dipadatkan. Kemudian dilakukan proses kormatografi kolom dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil aseat dengan perbandingan 3;2 dan diperoleh lartan turun dengan banyak larutan yang tertam[ung adalah 3 botol yaitu bening, kuning dan bening. Kemudian setiap botol diberi label dan didiamkan hingga larutan kering.
7.6.3        kromatografi lapis tipis
kemudian larutan yang didapatkan dari hasil kolom diatas yang telah didiamkan hingga larutan kering. Lalu temapt bekas larutan ditambahkan dengan metoanol . kemudian disiapkan tapis tipis dengan ukurna 3X5 dan diberi batas 0,5. Sampel ektraks ditotolkan ke lapis tipis kemudian dilajutkan dengan laruta yang terdapat didalam botol tampung . dan kemuidan direndam dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2. Kemudian untuk melihat nodanya digunakan kembali sinar UV yang mana yang kami dapatkan yaitu crut bergerak warna kuning, sampel 1 tidak bergerak tapi ada noda warna krem begitu juga dengan sampel 3.
7.7         Pepaya
7.7.1        kromatografi lapis tipis
Sampel pertama yang diuji adalah buah nanas dimana bauh nanas diambil ekstraksnya dengan menggunakan methanol. Dimana buah naga yang kami digunakan adalah buah nanas kuning sehingga diperoleh ektrasknya juga berwarna kuning. Kemudian ektraks yang diperoleh di diuji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak yang digunakan adalah n- heksana dan atil asetat dengan perbandingan 1; 0,5. Yang mana lapis tipis dipotong dengan ukuran 5X3, lalu diberi garis batas yitu 0,5. Kemudian untuk melihat pergerakan noda kami menggunakan sinar UV dari aplikasi hp. Sehingga diperoleh RF nya yaitu 3,8.
7.7.2        kromatografi
Kemudian lanjutkan uji sampel dengan menggunakan kromatografi kolom. Yang nama kita siap terlebih dahulu alat yang diperlukan yaitu kolom atau bisa juga kita menggunakan pipet tetes yang besar, kamudain untuk fase diamnya kami menggunakan silica gel yang mana direndam dengan n- heksana dan kemudian dimasukkan kedalam kolom. Namun sebelumnya kita telah menyumbat kolom dengan kapas aga silica gel tidak ikut turun kebawah ketika proses kromatografi berlangsung. Kamudian untuk memadatkan silica gel dalam kolom maka dapat kita ketuk – ketuk kolom atu untuk mempercepatnya kita dapat menggunakan balon diujung kolom untuk mendorng silica memadat dan mengerluark sisa n- heksana yang menggenang diatas. Nah kemudian untuk sampelnya sendiri, kedalam cawan poersein dimasukan 1 sudip silica gel kemudian dimasukan 2 tetes sampel kemudian diaduk – aduk hingga diperoleh padatan sampel. Kemudian dampel dimasukan kedalam kolom dan dipadatkan. Kemudian dilakukan proses kormatografi kolom dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3;2 dan diperoleh lartan turun dengan banyak larutan yang tertampung adalah 4 botol yaitu bening semua. Kemudian setiap botol diberi label dan didiamkan hingga larutan kering.
7.7.3        kromatografi lapis tipis
kemudian larutan yang didapatkan dari hasil kolom diatas yang telah didiamkan hingga larutan kering. Lalu temapt bekas larutan ditambahkan dengan metoanol . kemudian disiapkan tapis tipis dengan ukurna 3X5 dan diberi batas 0,5. Sampel ektraks ditotolkan ke lapis tipis kemudian dilajutkan dengan laruta yang terdapat didalam botol tampung . dan kemuidan direndam dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2. Kemudian untuk melihat nodanya digunakan kembali sinar UV yang mana yang kami dapatkan yaitu crut bergerak warna oren jernih, sampel 2 tidak bergerak ada warna crem kepudar-pudaran, dan sampel 3 bergerak warna crem pudar.
7.8         Kentang
7.8.1        kromatografi lapis tipis
Sampel pertama yang diuji adalah kentang dimana kentang diambil ekstraksnya dengan menggunakan methanol. Dimana kentang yang kami digunakan memiliki warna kuning sehingga diperoleh ektrasknya juga berwarna kuning. Kemudian ektraks yang diperoleh di diuji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak yang digunakan adalah n- heksana dan atil asetat dengan perbandingan 1; 0,5. Yang mana lapis tipis dipotong dengan ukuran 5X3, lalu diberi garis batas yitu 0,5. Kemudian untuk melihat pergerakan noda kami menggunakan sinar UV dari aplikasi hp. Sehingga diperoleh RF nya yaitu 0.
7.8.2        kromatografi
Kemudian lanjutkan uji sampel dengan menggunakan kromatografi kolom. Yang nama kita siap terlebih dahulu alat yang diperlukan yaitu kolom atau bisa juga kita menggunakan pipet tetes yang besar, kamudain untuk fase diamnya kami menggunakan silica gel yang mana direndam dengan n- heksana dan kemudian dimasukkan kedalam kolom. Namun sebelumnya kita telah menyumbat kolom dengan kapas aga silica gel tidak ikut turun kebawah ketika proses kromatografi berlangsung. Kamudian untuk memadatkan silica gel dalam kolom maka dapat kita ketuk – ketuk kolom atu untuk mempercepatnya kita dapat menggunakan balon diujung kolom untuk mendorng silica memadat dan mengerluark sisa n- heksana yang menggenang diatas. Nah kemudian untuk sampelnya sendiri, kedalam cawan poersein dimasukan 1 sudip silica gel kemudian dimasukan 2 tetes sampel kemudian diaduk – aduk hingga diperoleh padatan sampel. Kemudian dampel dimasukan kedalam kolom dan dipadatkan. Kemudian dilakukan proses kormatografi kolom dengan menggunakan fase gerak klorofrom dan meanol dengan perbandingan 3;1 dan diperoleh lartan turun dengan banyak larutan yang tertampung adalah 4 botol yaitu bening, kuning keruh, bening dan bening. Kemudian setiap botol diberi label dan didiamkan hingga larutan kering.
7.8.3        kromatografi lapis tipis
kemudian larutan yang didapatkan dari hasil kolom diatas yang telah didiamkan hingga larutan kering. Lalu temapt bekas larutan ditambahkan dengan metoanol . kemudian disiapkan tapis tipis dengan ukurna 3X5 dan diberi batas 0,5. Sampel ektraks ditotolkan ke lapis tipis kemudian dilajutkan dengan larutan yang terdapat didalam botol tampung . dan kemudian direndam dengan menggunakan fase gerak kloroform dan methanol dengan perbandingan 2:1. Kemudian untuk melihat nodanya digunakan kembali sinar UV yang mana yang kami dapatkan yaitu tidak ada yang bergerak dan crut berwarna coklat keabu-abuan.
7.9         Tomat
7.9.1        kromatografi lapis tipis
Sampel pertama yang diuji adalah tomat dimana tomat diambil ekstraksnya dengan menggunakan methanol. Dimana tomat yang kami digunakan memiliki warna merah sehingga diperoleh ektrasknya juga berwarna merah. Kemudian ektraks yang diperoleh di diuji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak yang digunakan adalah n- heksana dan atil asetat dengan perbandingan 1; 0,5. Yang mana lapis tipis dipotong dengan ukuran 5X3, lalu diberi garis batas yitu 0,5. Kemudian untuk melihat pergerakan noda kami menggunakan sinar UV dari aplikasi hp. Sehingga diperoleh RF nya yaitu 4,1.
7.9.2        kromatografi
Kemudian lanjutkan uji sampel dengan menggunakan kromatografi kolom. Yang nama kita siap terlebih dahulu alat yang diperlukan yaitu kolom atau bisa juga kita menggunakan pipet tetes yang besar, kamudain untuk fase diamnya kami menggunakan silica gel yang mana direndam dengan n- heksana dan kemudian dimasukkan kedalam kolom. Namun sebelumnya kita telah menyumbat kolom dengan kapas aga silica gel tidak ikut turun kebawah ketika proses kromatografi berlangsung. Kamudian untuk memadatkan silica gel dalam kolom maka dapat kita ketuk – ketuk kolom atu untuk mempercepatnya kita dapat menggunakan balon diujung kolom untuk mendorng silica memadat dan mengerluark sisa n- heksana yang menggenang diatas. Nah kemudian untuk sampelnya sendiri, kedalam cawan poersein dimasukan 1 sudip silica gel kemudian dimasukan 2 tetes sampel kemudian diaduk – aduk hingga diperoleh padatan sampel. Kemudian dampel dimasukan kedalam kolom dan dipadatkan. Kemudian dilakukan proses kormatografi kolom dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3;2 dan diperoleh lartan turun dengan banyak larutan yang tertampung adalah 3 botol yaitu kuning, kemerah – marehan, dan bening. Kemudian setiap botol diberi label dan didiamkan hingga larutan kering.
7.9.3        kromatografi lapis tipis
kemudian larutan yang didapatkan dari hasil kolom diatas yang telah didiamkan hingga larutan kering. Lalu temapt bekas larutan ditambahkan dengan metoanol . kemudian disiapkan tapis tipis dengan ukurna 3X5 dan diberi batas 0,5. Sampel ektraks ditotolkan ke lapis tipis kemudian dilajutkan dengan larutan yang terdapat didalam botol tampung . dan kemuidan direndam dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2. Kemudian untuk melihat nodanya digunakan kembali sinar UV yang mana yang kami dapatkan yaitu sampel botol ketiga bergerak dengan warna keabu – abuan.
7.10     Bunga Sepatu
7.10.1    kromatografi lapis tipis
Sampel pertama yang diuji adalah bunga sepatu dimana bunga sepatu diambil ekstraksnya dengan menggunakan methanol. Dimana bunga sepatu yang kami digunakan adalah bunga sepatu berwarna oren sehingga diperoleh ektrasknya juga berwarna oren. Kemudian ektraks yang diperoleh di diuji dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak yang digunakan adalah n- heksana dan atil asetat dengan perbandingan 1; 0,5. Yang mana lapis tipis dipotong dengan ukuran 5X3, lalu diberi garis batas yitu 0,5. Kemudian untuk melihat pergerakan noda kami menggunakan sinar UV dari aplikasi hp. Sehingga diperoleh RF nya yaitu 4.
7.10.2    kromatografi
Kemudian lanjutkan uji sampel dengan menggunakan kromatografi kolom. Yang nama kita siap terlebih dahulu alat yang diperlukan yaitu kolom atau bisa juga kita menggunakan pipet tetes yang besar, kamudain untuk fase diamnya kami menggunakan silica gel yang mana direndam dengan n- heksana dan kemudian dimasukkan kedalam kolom. Namun sebelumnya kita telah menyumbat kolom dengan kapas aga silica gel tidak ikut turun kebawah ketika proses kromatografi berlangsung. Kamudian untuk memadatkan silica gel dalam kolom maka dapat kita ketuk – ketuk kolom atu untuk mempercepatnya kita dapat menggunakan balon diujung kolom untuk mendorng silica memadat dan mengerluark sisa n- heksana yang menggenang diatas. Nah kemudian untuk sampelnya sendiri, kedalam cawan poersein dimasukan 1 sudip silica gel kemudian dimasukan 2 tetes sampel kemudian diaduk – aduk hingga diperoleh padatan sampel. Kemudian dampel dimasukan kedalam kolom dan dipadatkan. Kemudian dilakukan proses kormatografi kolom dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3;1 dan diperoleh larutan turun dengan banyak larutan yang tertampung adalah 4 botol yaitu bening, keruh, keruh pudar dan bening. Kemudian setiap botol diberi label dan didiamkan hingga larutan kering.
7.10.3    kromatografi lapis tipis
kemudian larutan yang didapatkan dari hasil kolom diatas yang telah didiamkan hingga larutan kering. Lalu tempat bekas larutan ditambahkan dengan metoanol . kemudian disiapkan tapis tipis dengan ukurna 3X5 dan diberi batas 0,5. Sampel ektraks ditotolkan ke lapis tipis kemudian dilajutkan dengan laruta yang terdapat didalam botol tampung . dan kemuidan direndam dengan menggunakan fase gerak n – heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:2. Kemudian untuk melihat nodanya digunakan kembali sinar UV yang mana yang kami dapatkan yaitu tidak ada yang bergerak dan ada warna crem pudar.


VIII. Kesimpulan
Berdsarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a.    prinsip dasar dari kromatografi yaitu memisahkan sautu zat berdasarkan atas distribusi sampel diantara dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam.
b.    Kro matografi lapis tipis adalh suatu teknik kromaografi yang digunakan untuk memisahkan campuran yang tidak volatile, kromatografi lapis tipis dilakukan pada tembaga kaca. Plastic atau aluminium foil yang dilaisi dengan lapis tipis bahan adsorben, biasanya silica gel, akuminium oksida atau selulosa.
c.       Kromatografi kolom adalah metode yang digunakan untuk memurnikan bahan kimia tunggal dari campurannya. Keuntungan kromatografi ini adalah biaya yang lebih rendah.
d.      Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan berbedaan pada pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen yag ada pada larutan.


IX. Pertanyaan
1.      Adakah cara yang dapat digunakan untuk mempercepat proses pemadatan silica gel dalam kolom ?
2.      Apa hasil akhir kromatografi lapis tipis yang dilakukan terdapat sampel – sampel yang terdapat didalam botol penampung dari sampel papaya ?
3.      Jelaskan hasil kromtografi kolom dari sampel tomat !


X. Daftar Pustaka
Deni, Krisna. 2010. Kromatogarfi. Bandung : ITB.
Ismiarni. 2010. Isolasi Kardanol dari CSML Secara Kromatografi Kolom. Jurnal Bahan Alam Indonesai. Vol 1. No 2.
Khopkar. 2010. Konsep Dasar Kimia Analiti. Jakarta : UI.
Syamsurizal. 2019. Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kolom. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/. diakses pada 6 Mei 2019.
Tim Kimia Organik 1. Penuntun Pratikum Kimia Organik 1. Jambi : Universitas Jambi.


XI. Lampiran Gambar

Sampel yang akan diuji
Proses kromatografi kolom
Proses penyiapan sampel
Penyinaran sinar UV untuk melihat noda
Fase diam kromatografi kolom yaitu silika gel



Komentar

  1. Hallo yulinarti, saya Yuyun Ernawati dengan NIM A1C117063, akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1, menurut saya cara yang dapat digunakan untuk mempercepat proses pemadatan silica gel dalam kolom yaitu dengan mendorong menggunakan balon.

    BalasHapus
  2. nama saya putri milenia (57) akan menjawab pertanyaan no 2, kromatografi lapis tipis yang dilakukan terdapat sampel – sampel yang terdapat didalam botol penampung dari sampel papaya yaitu ditemukannya sampel 3 bergerak warna crem pudar crut bergerak warna oren jernih, sampel dan 2 tidak bergerak ada warna crem kepudar-pudaran.

    BalasHapus
  3. Saya Friska Utami (A1C117021) akan menjawab pertanyaan no.3. Hasil kromtografi kolom dari sampel tomat diperoleh dimana sampel yang diuji turun dengan warna merah didalam silika gel dengan banyak larutan yang tertampung adalah 3 botol yaitu kuning, kemerah – marehan, dan bening

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH