JURNAL KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH



JURNAL KIMIA ORGANIK 1
KALIBRASI TERMOMETER DAN PENETUAN TITIK LELEH








DISUSUN OLEH : YULINARTI CHOINIRUL NISYAH
NIM                       : A1C117025
KELAS                  : REGULER A 2017


DOSEN PENGAMPU :
 Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.SI





PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019




Percobaan 02

KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH



I.                 Hari, Tanggal : Kamis, 28 Febuaru 2019
II.              Tujuan             :
Pada akhir percobaan ini mahasiswa harus dapat memahami dan trapil dalam :
a.       Dapat mengetahui prinsip – prinsip dasar dalam penentuan titik leleh suatu senyawa murni.
b.      Dapat melakukan kalibrasi thermometer sebelum digunakan untuk penentuan titik leleh suatu senyawa murni.
c.       Dapat membedakan penentuan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni.
d.      Dapat melakukan penentusn titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai sampel.

III.            Landasan teori.
Sebelum kita membahas kalibrasi thermometer kita harus mengerti terlebih dahulu apa itu suhu. Suhu dapat diartikan sebagai nilai dari derajat dingin atau panas suatu system mapun benda. Suhu juga dapat disebut sebagai temperature. Namun dalam kehidupan sehari – hari kita lebih sering menggunakan panas dari pada kata suhu maupun temperature. Semakin tinggi panas maka semkain tinggi suhu dan begitu sebaliknya, semakin redah panas maka semakin rendah juga. Alat yang dapt digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Thermometer memiliki bermacam macam skala, yaitu celcius , farhrenheit, reamurt dan Kelvin. Namun untuk skala pengukuran suhu SI menggunakan Kelvin. Termometer bekerja dengan memanfaatkan perubahan sifat termometrik suatu benda dimana pada saat benda tersebut mengalami perubahan suhu. Perubahan sifat termometrik suatu benda menunjukkan adanya perubahan suhu benda, dan dengan melakukan kalibrasi atau peneraan tertentu terhadap sifat termometrik yang teramati dan terukur, maka nilai suhu benda dapat dinyatakan secara kuantitatif (Supu dkk, 2016).
Untuk dapat mengatakan tentang suatu kondisi dingin, keadaan biasa dan panas pada suatu system dalam wujud uap, cair, maupun padat kita dapat menggunakan alat pengukur suhu yang sering kita sebut thermometer yang harus kita lakukan dengan kecermatan pengukuran yang tinggi. Dari pengukuran tersebut akan mempengaruhi tindakan yang akan kita akukan kedepannya, maka dari itu dalam proses pengukuran suhu yang menggunakan thermometer harsuk]lah sangat akurat dan tepat. Maka dari itu kita sebagai partikan harus dapat memlilih tindakan yang tepat untuk malakukan kalibrasi serta menentukan cara penyimpanan yang baik agar tersmometr tidak rusak ketika dalam proses penyimpanan(Syamsulrizal, 2019 http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/ )
Dalam suatu pengukuran suhu terkadang banyak terjadi kesalahan yang dikarenakan ketidak akuratan pengukuran. Sehingga sebelum kita melakukan suatu pengukuran suhu agar  untuk didapat seuatu pengukuran yang akurat maka kita haruslah memlakukan kalibrasi. Nah, untuk tujuan dari kalibrasi diperlukan untuk menguji apakan termomter yang akan kita gunakan masih layakkah digunakan dalam pengukuran suhu yang akan kita lakukandan kalibrasi juga dilakuak agar kita dapat mengerti atas dan batas bawah dari pengukuran suhu yang akan kita lakukan. Untuk menguji batas bawah suhu dari thermometer kita dapat mengkalibrasi dengan menggunakan es batu dan untuk menguji batas atas dari pengukuran suhu dapat mengkalibrasi dengan menggunakan air yang sudah dipanaskan sampai mendidih(Tim Kimia Organik 1, 2016).
Menurut Mukanmah (2013). Ketika kita melakukan kalibrasi ada beberapa faktor yang harus kita perhatikan :
a.       Prosedur.
Proses prosedur kalibrasi haruslah sesuia dengan prosedur standarnya. Banyak kesalahan yang dilakukan karena kita salah pemahaman bagaimana prosedur kerja yang harus dilakukan.
b.      Kalibrator.
Hasil kalibrasi tidak akan diakui oleh pihak lain jika kalibrator tidak sesui dengan Standar Nasional atau sesui dengan Standar Internasional. Demikina pula ketelitian, kecermatan dan kestabilan kalibrator harus setingkat lebih baik daripada alat yang akan kita kalibrasi.
c.       Tenaga Pengkalibrasi.
Untuk melakukan kalibrasi maka tenaga pengkalibrasi haruslah memiliki ketermapilan serta keahlian yang memadai. Karena keakuratan dari hasil pengukuran tergantung dengannya.
d.      Penode Kalibrasi.
Penode kalibrasi merupakan selng waktu diantar satu kalibrasi suatu alat ukur dengan kalibrasi berikutnya.
Dalam zat padat memiliki bebeberapa molekul – molekul yang terdapat dalam bentuk kisi – kisi yang yang seragam dan gaya – gaya garvitasi dan elektrostatik mengikat. Energy kinetic dari molekul – molekul akan naik apa bila suatu zat tersebut dipanas. Sehingga dapat mengakibatkan zat padat akan meleleh dengan adanya molekul yang bergetar yang akhirnya pada suhu tertentu ikatan – ikatan molekul tersebut. Suatu suhu yang mana fasa padat dan fasa cair senyawa dalam kedaan yang setimbang pada tekanan 1 atm disebut sebagai titik leleh senyawa murni. Kalor diperlukan untuk transisi dari bentuk Kristal, pemecahan kisi kistal sampai semua berbentuk cair. Perubuhan suhu yang sedikit dan waktu yang diperlukan  dalam proses pelelehan dalam kesetimbanganatau reversible dalam melewati proses tersebut. Semakin murni senyawa tersebut,  trayek suhu lelehnya semakin sempit, yang mana biasanya kurang dari 1 derajat. Ketika terdapat zat lain dalam suatu kisi akan menganggu dari keseluruhan dan memperoleh ikatan – ikatan dalamnya. Hal yang terpenting adalah trayek lelehnya semakin besar akibat dari titik leleh senyawa (tidak murni) ini akan lebih rendah dari senyawa murninya. (Tim Kimia Organik 1, 2016).
Kekhasan suhu suatu zat, ketika suatu padatan dan cairannya yang berada dalam kesetimbangan pada tekanan tertentu, adalah titik leleh atau titik beku zat itu. Ketika  system dipanaskan akan terjadi kesetimbangan cairan – padatan. Titik leleh yang tajam adalah senyawa – senyawa  murni yang dimana suhunya hampir tetap selama meleleh(Chang, 2013).
IV.             Alat dan bahan.
4.1  Alat
a.       Gelas kimia 100 ml 9 buah.
b.      Corong Buchner.
c.       Cawan penguap.
d.      Kertas saring.
e.       Kaki tiga.
f.       Gelas waol atau kapas.
g.      Bunsen.
h.      Thermometer.
i.        Erlemeyer.
j.        Pipa gelas kapiler.
4.2  Bahan.
a.       50 ml air suling
b.      0,5 gr asam benzoate
c.       Es.
d.      1 – 2 naftalen.
e.       Glukosa.
f.       Maltosa.
V.                Prosedur Kerja.
5.1  Kalibrasi Termometer.
a.       Dibuat campuran bubuk es dan air dalam labu Erlenmeyer 250 ml sehingga 2/5 bagian volumenya terisis.
b.      Dimasukkan thermometer hingga ujungnya menyentuh campuran es + air, sumbatlah mulut labu Erlenmeyer tersebut dengan gabus, sehingga campuran tersebut terisolasi dari udara luar.
c.       Dicatat batas bawah skala termomter tersebut.
d.      Diangkat thermometer da diulangi lagi prosedur a – c tersebut.
e.       Dirancang kembali alat dengan mengisi 2/5 bagian Erlenmeyer dengan aquades.
f.       Dimasukan thermometer hingga tepat 1 cm diatas permukaan air, sumbat dan usahakan thermometer berada pada posisi tegak atau vertical.
g.      Dilakukan pemanasan dan dicatat suhu air mulai mendidih dan suhu tidak naik – naik lagi (kostan).
h.      Diulangi prosedur c – g sekali lagi.
5.2  Penentuan titik leleh.
a.       Diambil pipa gelas kapiler, lalu bakar ujungnya sehingga tertutup.
b.      Dimasukkan sampel zat murni atau campuran dari ujung lainnya. Lalu padatkan dengan bantuan stick yang berlubang tegahnya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih dari 2 mm.
c.       Kamudain pipa yang telah diisi sampel tersebut diikat dengan thermometer menggunakan benang (bagian ujung bawah thermometer).
d.      Dimasukkan alat tersebut ke dalam Erlenmeyer yang telah diisi air atau minyak (tergantung tinggi TL zat tersebut) dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan sumbat dengan gabus mulut Erlenmeyer.
e.       Dipanaskan perangkat alat ini secara perlahan dan dicatat suhu saar tepat zat melelh hingga semua zat meleleh.
f.       Dilakukan prosedur a – e sebanyak dua kali untuk setiap sampel yang dberikan. Sampel murni terdiri dari naftalen, glukosa, alpha – naftol, asam benzoate dan maltosa.
g.      Denga cara yang sama tentukan titik lelh campura dua senyawa dengan proposisi 1:1, 1:3. Digambarkan titik autentik yang diperoleh untuk hasil yang baik, gamabrkan titik autentik pada kertas milimeter block.
Hati hati :
Pilih oil bath atau water bath sebagai pamanas seuai dengan TL zat dan dilakukan pemanasan perlahan serta berlah rongga udara yang cukup pada saat menyumbat mulut Erlenmeyer agar terjadi loncatan tutup gabus yang digunakan.
5.3  Demosttrasi titik leleh dengan MPA (melting Point Apparatus)
a.       Alat ini khusus digunakna unutuk penentuan titik leleh dengan menggunakan sumber panasnya listrik dan skala suhu ditunjukkan oleh sinyal digital.
b.      Sampel yang akan ditentukan titik lelehnya ditempatkan pada pipa gelas kapiler setebal lebih kurang 2 mm.
c.       Pipa kapiler ini akan ditemapatkan alat bagian atas.
d.      Terdapat lubang yang diameternya 3 mm, lubang tegah untuk pipa kapiler yang berisi sampel dan dua lubang lain diisi dengan pipa kapiler kosong (blanko).
e.       Alat kemudian dihubungkan dengan tombol listrik dan on – kan .
f.       Variable suhu dapat diatur dengan tombol agar naik secara konstan dengan kecepatan tertentu.
g.      Pengamatan dapat dilakukan dari lubang kecil disisi depan alat ini.
h.      Perhatikan variable suhu saat zaat melai meleleh.


LAMPIRAN VEDIO



PERTANYAAN.
1. Apa tujuan pengadukan dengan lembut pada saat pemanasan dalam gelas kimia berdasarkan video diatas..?
2. Kapan kita memperhatikan suhu t2 berdasarkan video diatas...?
3.Bagaimana pencegahan ketidak akuratan nilai titik leleh dalam pratikum video diatas..?

Komentar

  1. Saya Yuyun Ernawati NIM A1C117063 ingin mencoba menjawab no 3. untuk pencegahan ketidak akuratan nilai titik leleh dalam partikum video tesebut dengan menggunakan sampel kering dan bubuk untuk penentuan titik leleh.

    BalasHapus
  2. saya putri milenia hutabarat (A1C117057) akan mencoba menjawab pertanyaan no 2, yaitu ketika naftalen dalam tabung kapiler sudah benar-benar meleleh

    BalasHapus
  3. Saya Friska Utami (A1C117021) akan mencoba menjawab pertanyaan no.1. Pengadukan dengan lembut pada saat pemanasan agar dapat memastikan suhu atau panas dalam gelas kimia seragam atau merata.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini