JURNAL KIMIA ORGANIK 1
PEMURNIAN ZAT PADAT
DISUSUN OLEH : YULINARTI CHOINIRUL NISYAH
NIM : A1C117025
KELAS : REGULER A 2017
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.SI
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Percobaan 3
PEMURNIAN
ZAT PADAT
I.
Hari
, Tanggal : Sabtu, 9 Maret 2019.
II.
Tujuan
: Adapun tujuan dari
percobaan ini adalah :
a. Dapat melakukan krsitalisasi dengan baik.
b. Dapat memilih pelarut sesuai untuk rekristalisasi.
c. Dapat menjernihkan dan menghilangkan warna larutan.
d. Dapat memisahkan dan memurnikan campuran dengan
rekristalisasi.
III.
Landasan
Teori.
Menurut Sastrohomidjojo (2005). Suatu Kristal dapat terbentuk jika dalam
suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh. Dimana kondisi tersebut
terajdi karena suatu pelarut sudah tidak memiliki kemampuan untuk melarutkan
zat terlarutnya, atau dapat dikatakan bahwa jumlah zat terlarut sudah melebihi
kapasitas pelarut, sehingga kita dapat memaksa agar krisatal dapat terbentuk
sempurna denga cara mengurangi jumlah pelarutnya. Sehingga kondisi lewat jenuh
dapat dicapai proses pengurangan pelarut yang dapat dilakukan denga cara
sebagai berikut ;
a. Penguapan.
b. Pendinginan.
c. Penmabhan senyawa lainnya.
d. Reaksi kimia.
Salah satu metode yang dapat digunakan untu kemumurnikan zat padat
organik yang banyak dipakai dan efektif dilakukan dengan cara rekristalisasi.
Untuk cara selelktif suatu senyawa dari campuran zat padat dilakukan dengan
melarutkannya dalam suatu pelarut yang cocok sekitar titik didihnya, kemudian
disaring selagi panas untuk memisahkan zat padat tersuspensi atau tidak larut
didalam larutan. Nah prinsip yang digunakan dalam metode rekristalisasi adalah
senyawa tertentu dalam campuran akan memiliki sifat kelarutan tertentu yang
berbeda dari campuran lainnya dalam suatu system tertentu. Nah dalam
prakteknya, rekristalisasi usahankan seminimal mungkin jumlah pelarut digunakan
sehingga jumlah zat paling banyak yang bisa diperoleh kembali sewaktu proses
pendidinginan larutan panas.larutan
jangan terlalu pekat, oleh karena itu terlebih dahulu jumlah minimum
pelarut harus diperhitungkan, kemudian baru ditambahkan sedikit demi sedikit
kelebihannya (20 – 100%). Dalam metodde ini untuk penurunan suhu harus diatur
kecepatannya, jangan terlalu cepat. Nah, prinsip operasional rekristelisasi ada
tiga prinsip yaitu :
a. Dengan melarutkan zat padat campuran dalam pelarut
yang minimal, yang pada umumnya pada titik didihnya.
b. Kristalisasi selektif dalam suatu pelarut tertentu,
yang mana dapat dialakukan dengan cara menurunkan suhu larutan secara perlahan.
c.
Penyaringan
terhadap Kristal murninya dipisahkan dari larutannya.
Nah untuk melakukan rekristalisasi kita hrslah tau apa
saja pelarut yng dapat digunakan. Pelarut yang paling banyak digunakan dalam
pross rekristalisasi adalah pelarut cair, karena harganya yang ekonimis, tidak
relative dan setelah melarutkan zat padat organik bila dilakukan penguapan akan
lebih mudah memperolehnya kebali. Criteria pelarut yang baik yaitu:
a. Tidak dapat bereaksi dengan zat padat yang akan
direkristalisasi.
b. Pada suhu kamar atau dalam suhu kristalisasi zat padatnya
harus memiliki keterbatasa larutan (sebagian) atau relative tak larut dalam
pelarut.
c. Pada suhu didih pelarutnya zat padatnya memiliki
kelarutan yang tinggi (larut baik).
d.
Zat
padat yang akan rekristalisasi memiliki titik didih pelarut yang tidak melebihi
titik leleh.
Pada pratikum ini kita menggunakan pemisahan
sublimasi. Sublimasi adalah proses dimana terjadi perubahan zat padat menjadi
uap dan uap terkondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair.
Berdasarkan diagram tekanan – suhu (p – t) untuk air, sublimasi akan terjadi
untuk zat mempunyai titik tripel di atas titik tripel air. Sehingga pada
kondisi pada suhu kamar zat tersebut dari fasa padat dapat langsung berubah
menjadi uap atau sebaliknya tanpa memalui fasa cair ( Tim Kimia Organik 1,
2016).
Proses metode
sublimasi memliki kesamaan dengan destilasi. Isila destilasi sering kita
dengar dalam proses pemisahan. Nah destilasi sendiri digunakan untuk perubahan dari cairan atau padatan menjadi uap setelah mengalami
pendinginan berubah menjadi cairan ataupu padatan. Sedangkan untuk sublimasi
adalah suatu proses perubahan bentuk padatan lansung perubah menjadi uap tanpa
melalui bantuk cairan dan setelah mengalami pendinginan langsung terkondensasi
menjadi padatan kembali (Anwar, 2008)
Rekristalisasi merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk pemurnian suatu zat padat dari campuran dari suatu pengotoran
yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat padat tersebut setalah
dilakukan pelarutan dalam sebuah pelarut (solven) yang pas. Dalam melakukan rekristalisasi
ada beberapa syarat pelarutan yang harus dipedomanin agar memperoleh
keberhasilan, adapun syaratannya yaitu memberikan perbedaan daya larut yang
cukup besar anatara zata zat yag akan kita murnikan dengan zat pengotornya,
tidak meninggalkan zat pengotor pada Kristal, dan mudah dipisahkan dari
kristalnya.
Rekristalisasi merupakan suatu metode yang digunakan
dalam teknik pemurnian suatu zat padat dari zat pengotornya yang dilakukan
dengan cara jalan pengistralan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam
pelarut yang sesuai. Prinsip dasar yang digunakan dalam proses rekritalisasi
yaitu perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan zat
pengotornya. Dikarenakan konsentrasi total pengotor biasanya lebih kecil dari
konsentrasi zat yang akan kita murnikan, dalam kondisi dingin, konsentrasi
pengotor yang rendah akan tetap dalam larutan sementara zat yang memiliki
konsetrasi tinggi akan mengendap(Pinalla, 2011).
Ketika kita hendak melakukan suatu pemurnian zat padat
dari campurnnya, maka kita memerlukan suatu metode khusus dan pendekatannya.
Sebelum kita malakukan pemurnian suatu zat maka kita haruslah menganalissi zat
padat yang akan kita murnikan terlebih dahulu dengan cara pendektana paktis, dimana
kita dituntut untuk mengeti sifat – sifat fisis dan juga sifat – sifat kimia
dar zat tersebut. Suatu keberhasilan dapat kita peroleh apabila kita telah
melakukan anlisa yang benar, maka dari itu kita haruslah memahami bagaimana
sifat – sifat fisik dan sifat – sifat kimia zat tersebut dan kita juga harus
memahai pelarut organic yang dapat dapat kita gunakan dalam percobaan ini.
Adapun faktor teknis dalam kita melakukan permurnian suatu zat juga yaitu ada
teknik kromtografi , sublimasi dan kristalisasi yang kita memilih dari teknik –
teknik berdasarkan sifat fisis dan kimia serta dari komplesitas kamurnian zat
padat yang akan kita gunakan(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/)
IV.
Alat
dan Bahan.
4.1 Alat.
a. Gelas kimia 100 ml.
b. Pemanasan Bunsen.
c. Corong Bruchner.
d. Pengaduk.
e. Cawan penguap.
f. Kertas saring.
g. Gelas wool atau kapas.
h. Pipet tets.
i.
Kawat
kasa.
j.
Kaki
tiga.
4.2 Bahan.
a. Air suling.
b. Asam benzoate 0,5 gram.
c. Naftalen.
d. Es batu.
V.
Prosedur
Kerja.
5.1 Prosedur percobaan rekristalisasi.
a. Dituangkan 50 ml air suling ke dalam gelas kimia 100
ml.
b. Dipanaskan hingga timbul gelembung – gelembung.
c. Dimasukkan 0,5 gram asam benzoate tercemar ke dalam
gelas kimia 100 ml yang lain.
d. Ditambahkan air panas tersebut sedikit samil diaduk
hingga larut semua.
e. Disaring campuran tersebut dengan menggunakan corong
Buchner dalam keadaan panas dan ditampung fitratya dalam gelas kimia.
f. Disiramlah endapan yang tertinggal dengan air panas.
g. Dijenuhkan. Didinginkan hingga terbentuk Kristal.
Apabila pada pendinginan tidak terbentuk Kristal, didingikan dalam es.
h. Disaring Kristal yang terbentuk dengan corong Buchner,
dikeringkan.
i.
Diujilah
titik leleh dan bentuk kristalnya, dibandingkan dengan data dalam hand book.
5.2 Sublimasi.
a. Dimasukkan 1 – 2 gram naftalen tercemari ke dalam
cawan penguap.
b. Ditutup permukaan cawan penguap dengan kertas saring
yang telah dibuat lobang – lobang kecil.
c. Disumbat corong dengan gelas wool atau kapas seperti
pada gambar.
d. Diletakkan cawan tesebut diatas kasa dari pembakar,
nyalakan api dan panaskan dengan nyala api kecil.
e. Hentikan pembakaran setelah semua zat yang akan disublimasikan
habis (lebih kurang 5 menit).
f.
Dikumpulkan
zat yang ada pada kertas saring dan corong bila ada, diuji titik leleh dengan
kristalnya, dicocokan dengan data hand book,
LAMPIRAN VIDEO :
PERTANYAAN.
1. Apa tujuan dari penambahan asam sulfat dalam prosedur Kristalisasi divideo diatas ?
2. Mengapa batang corong harus menyentuh dinding pirirng rantai dalam prosedur Kristalisasi divideo diatas ?
3. Apa ciri dari titik Kristalisasi tercapai?
Saya mirnawati dengan nim 13. Saya menjawab mengenai permasalahan nomor 2.
BalasHapus2. Batang corong harus menyentuh dinding piring rantai (cawan porselen) agar menghindari percikan larutan yang dapat membahayakan praktikan
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan mengenai tujuan dari penambahan asam sulfat dalam proses kristalisasi yang terdapat dalam video yaitu untuk mencegah terjadinya hidrolisis tembaga sulfat
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3, titik kritalisasi akan tercapai apabila telah muncul kristal kecil pada batang kaca. Monica (077)
BalasHapus