LAPORAN KIMIA ORGANIK 1
PEMURNIAN ZAT PADAT.









DISUSUN OLEH : YULINARTI CHOINIRUL NISYAH
NIM                       : A1C117025
KELAS                  : REGULER A 2017


DOSEN PENGAMPU :
 Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.SI





PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019




VI. Data Pengamatan
6.1 Rekristalisasi
No.
Perlakuan
Hasil
1.
Dimasukkan 50ml air suling kedalam gelas kimia, kemudian panaskan
Tedapat gelembung-gelembung pada air suling
2.
Ditambahkan air panas sedikit demi sedikit sebanyak ± 50 ml kedalam 2 sudip asam benzoat tercemar, ditambahkan norit 1 sudip dan ditambahkan percemar yaitu glukosa 1 sudip, kemudian diaduk.
Larutan berubah menjadi warna hitam

3.
Disaring campuran larutan menggunakan kertas saring
Warna larutan menjadi jernih

4.
Dijenuhkan larutan dengan memasukkan larutan yang berada didalam gelas kimia kedalam air es
Terbentuk kristal-kristal seperti jarum dengan suhu sebelum dijenuhkan 35oC dan suhu setelah membentuk kristal 2oC
5.
Diuji  titik leleh dan lalu bandingkan dengan data handbook
Titik lelehnya yaitu 117oC – 120oC

6.2 sublimasi
No.
Pengamatan
Hasil
1.
Dimasukkan 1-2 gram naftalen dalam cawan penguap ditutup dengan kertas saring yang telah diberi lubang-lubang kecil diatasnya

2.
Disumbat corong dengan kapas. Kemudian dipanaskan diatas nyala api
Didalam corong terdapat uap dan terlihat kristal yang menempel pada corong dan kertas saring
3.
Dihentikan pembakaran dan dikumpulkan kristal serta diuji titik leleh dan bentuk kristal serta cocokan pada data handbook
Pada suhu 73oC mulai meleleh dan sempurna pada suhu 80,3oC

VII. Pembahasan.
Pada pratikum kali ini kami melakukan permurnian zat padat. Untuk melakukan pemurnian zat dapat kita dapat memanfaatkan beda kalrutan dari dari campuran suatu senyawa pada temperature yang berlainan. Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalh untuk dapat melakukan rekristalisasi dengan baik, dapat memilih pelarut seusi untuk rekristalisasi, dapat menjernikan dan menghilangkan warna larutan serta dapat memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi. Ketika kita hendak melakukan suatu pemurnian zat padat dari campurnnya, maka kita memerlukan suatu metode khusus dan pendekatannya. Sebelum kita malakukan pemurnian suatu zat maka kita haruslah menganalissi zat padat yang akan kita murnikan terlebih dahulu dengan cara pendektana paktis, dimana kita dituntut untuk mengeti sifat – sifat fisis dan juga sifat – sifat kimia dar zat tersebut. Suatu keberhasilan dapat kita peroleh apabila kita telah melakukan anlisa yang benar, maka dari itu kita haruslah memahami bagaimana sifat – sifat fisik dan sifat – sifat kimia zat tersebut dan kita juga harus memahai pelarut organic yang dapat dapat kita gunakan dalam percobaan ini. Adapun faktor teknis dalam kita melakukan permurnian suatu zat juga yaitu ada teknik kromtografi , sublimasi dan kristalisasi yang kita memilih dari teknik – teknik berdasarkan sifat fisis dan kimia serta dari komplesitas kamurnian zat padat yang akan kita gunakan. Dan pada pratikum kali ini kami melakukan 2 percobaan yaitu rekristalisasi dan sublimasi.
7.1 Rekristalisai.
Rekristalisasi merupakan salah satu jenis pemurnian suatu zat padat dari campuran pengotornya yang mana dilakukan dengan cara mengkristalisasikan kembali zat padat tersebut setelah dilakukannya pelarutan di dalam pelarut (solvent) yang sesuai atau cocok. Sebelum kita melaukan percobaan rekristalisasi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar perlarut dapat digunkan dalam proses kristalisasi yaitu memberikan perbedaan daya larut yang cukup beasr antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada krtistal dan mudah dipisahkan dari kristalnya.
Pada percobaan ini kami melakukan produr sesuai pada penutun partikum kimia organic 1. Kita akan memurnikan asam benzoate yang tercemar, nah untuk senyawa pengotor sendiri pada pratikum ini kami menggunakan gula (glukosa) dan kami tambahkan norit untuk membantu proses pemunian. Digunakannya norit dalam proses pemurnian asam benzoate dikarenakan norit merupakan karbon aktif yang dapat mempercepat penyerapan senyawa pengotor yang mana norit memiliki daya absorsi yang sangat besar. Hal ini sesuia dengan sifat yang berikatan erat dengan struktur kimia norit yang berbentuk cincin dan didalamnya terdapat rongga yang memiliki kekuatan untuk mengabsorsi.
Mula – mula dituangkan 50 ml air suling ke dalam gelas kimia 100 ml, panaskan hingga timbul gelembung gelembung. Nah air ini lah yag digunakan untuk melarutkan campuran asam benzoate yang tercemari karena campurang asam benzoate yang tercemari tidak dapat melarut dalam air dingin. Dimasukan campuaran asam benzoate tercemari dengan perbandingan 2 : 1 : 1 (dimana 2 untuk asam benzoate, 1 untuk gula (glukosa) dan 1 untuk norit) kedalam gelas kimia yang lain, lalu ditambahkan air panas tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut semua, namuan dari pengamatan yang kami dapatkan campuran asam benzoate tidak larut seluruhnya. Nah itu untuk melarutkan semua campuran asam benzoate tercemar tersebut maka kami lakukan pemanasan sambil diaduk sampai camapuran asam benzoate tercemar bercmapur semuanya. Kemudian dilakukan penyaringan terhadap campuran larutan tersebut dengan menggunakan corong Buchner dalam keadaan panas dan ditampung fitratnya  dalam gelas kimia. Kemudian siramlah endapan yang tertinggal dengan menggunakan air panas. Dari data pegamatan yang kami dapatkan kami melakukan dua kali penyaringan. Penyaringan pertama kami memperoleh alrutan yang masih ada norit Kristal hitam yang terbawa, namun setelah kami lakukan penyaringan yang kediua kalinya barulah kami dapatkanlah fitrat yang bening didalam gelas kimia dan terdapat endapan hitam dikertas saring. Dari dugaan kami endapan tersebut adalah endapan dari gula (glukosa) an norit. Kemudian jenuhkan, dinginkan hingga terbentuk Kristal,  apabila pada pendinginanan tidak tterbentuk Kristal maka dinginkan didalam es. Nah untuk mempercapat waktu maka kami melakukan penjenuhan kami dinginkan filtrate tersebut dengan cara kami rendam didalam wadah yang berisikan air es. Nah dalam selang waktu 15 menit kami dapatlah terbutuknya Kristal pada suhu 2 0C. Kemudian disaring Kristal yang terbentuk dengan menggunakan corongBuchner, lalu dikeringkan. Kemudian kami masukkan Kristal yang terbentuk dari fitrat tersebut ke dalam pipa kapiler kamudian diuji titik leleh dan bentuk kristalnya, bandingkan data yang ada dalam Hand book. Pada pengamatan yang kami dapatkan dari uji titik leleh terhadap Kristal yang terbentuk dari fitrat tersebut didapat kritasl tersebut mulai leleh pada suhu 1170 C dan tepat meleleh pada suhu 1200C. Karena uji titik leleh yang kami dapatkan sesui dengan Hand book maka dapat kita simpulkan bahwa Kristal filtrate tesebut benar – benar murni asam benzoate dan dapat dikatakan perobaan rekristalisasi yang kami lakukan telah berhasil.
7.2 Sublimasi.
Pada percobaan kedua ini kami melakukan pemisahan zat padat dengan menggunakan metode sublimasi. Sublimasi merupakan salah satu metode pemisahan zat yang berdasarkan prinsip pengeringan – pembekuan (freeze drying) adalah dengan cara pemasan yang bertujuan untuk menghilangkan air dan pelarut lainya dari senyawa yang akan kita analisis tanpa melewati fase cair  Serta dapat dikatakan bahwa sublimasi adalah metode pemisahan zat padat perdasarkan prinsip penguapan dan penyubliman.  Untuk tingkat kebeukan senyawa yang akan kita analisis didapat dicapai berganrung pada lama pengeringan dan jenis  senyawa yang akan dianalisi yang dikering – bekukan serta faktor personil yang mengporasikan alat dalam proses sublimasi (pratikan).
Pada percabaan ini kami akan memisahkan naftalen  tercemar. Dan untuk senyawa tercemar tersebut dengan menggunkan pasir . Diamana dengan kami lakukan pemasan maka naftalen tersebut dapat menguap, namun pasir sebagai senyawa tercemar tidak bisa menguap . kemudian naftalen pada suhu kamar akan menyeblim dan membetuk krital kambali pada suhu kamar.
Mula – mula dimasukkan 1- 2 gram naftalen tercemar  ke dalam cawan penguap dan kami menggunakan 2 gram naftalen tercemar ( dengan perbandingan 1 : 1 untuk naftalen dan pasir yang berperan sebagai senyawa pencemar). Ditutup permukaan cawan penguap dengan kertas saring yang telah dibuat lobang lobang kecil. Nah tujuannya dilakukan hal tersebut agar uap naftalen tidak hilang dan dapt diarahkan ke corong. Kemudian sumbat corong dengan gelas wol atau kapas sesui dengan gambar dalam prosedur, dilakukan hal tersebut untuk menutup semua lubang dicorong agar uap dari naftalen yang telah diarahkan kecorong hanya dapat terkumpul dicorong saja. Diletakkan cawan tersebut di atas kasa dari pembakar, yalakan api dan dipanaskan dengan nyala api kecil. Dilakukannya panasan adalah betujuan agar menguapanya naftelan didalam cawan peguap. Dihentikan pemanasan setelah semua zat yang disunlimasi habis (lebih kurang 5 menit). Setelah dingin kami membukanya dan kami mendapatkan terdapat butiran – butiran Kristal banyak di dalam corong. Kemudian dikumpulkan zat yang ada pada kertas saring dan corong bila ada. Kemudian diuji titik leleh dan bentuk kristalnya. Dicocokkan dengan Hand book. Dari langkah yang terakhir ini kami dapatkan pengamatan titik leleh yaitu Pada suhu 73oC mulai meleleh dan sempurna pada suhu 80,3oC  setelah kami cocokan ternyata sesuai dengan hand book titik leleh dari naftalen. Maka depat disimpulakan bahwa kami telah berhasil memisahakan naftealen dari senyawa pencemar tersebut.
VIII. Pertanyaaa.
1.      Apa tujuannya dilakukan pemanasan campuran larutan asam benzoate tercemar.?
2.      Apa fungsi dari norit dalam proses reksristalisai 
3.      Apa yang terjadi ketika kita melukan pemasan dalam proses sublimasi tidak menggunakan kertas saring ?
IX. Kesimpulan.
Dari percobaan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
a.       Proses pemisahan dan pemurnian zat padat dapat dilakukan dengan cara rekristalisasi dan sublimasi.
b.      Rekristalisasi adalah suatu proses pemurian kembali zat padat dengan melarutkan pada pelarut dan dilanjutkan proses pendinginan untuk membentuk Kristal.
c.       Prinsip pemisahan dan pemurnian zat padat dengan teknik rekristalisasi didasarkan pada adanya perbedaan kelarutan zat padat.
d.      Pemurnian dengan metode sublimasi dapat dilakukan karena adanya kemapuan untuk menyublim pada suhu antara zat murni dan pengotor.

X. Daftar pustaka.
Anwar, K. 2008. Dasar Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Pinalia. 2014. Prinsip – Prinsip Kimia Modren. Jakarta : Erlangga.

Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik. Jakarta : Eralngga.
Syamsurizal. 2019. Pemurnian Zat Padathttp://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/. Diakses pada 7 Maret 2019
Tim Kimia Organik 1. 2016. Penuntun Kimia Organik 1. Jambi : Universitas Jambi..


XI. Lampiran Gambar.

Kristal asam benzoat hasil penyaringan

kotoran dari penyaringan asam benzoat yang tercemar


Kristal naftalen hasil sublimasi   

 kristal yang menepel pada corong kaca

Hasil sublimasi naftalen yang tercemar

Komentar

  1. Saya Elda Septiana (027) ingin mencoba menjawab nomor 1.
    tujuan pemanasan campuran aluran asam bezoat tercemar adalah untuk melarutkan secara sempurna asam benzoat sehingga tidak ada lagi butiran - butiram asam benzaot.

    BalasHapus
  2. Saya Friska Utami (A1C117021) akan menjawab pertanyaan no. 2. Menurut saya norit digunakan untuk mempercepat proses pemurnian, karena norit adalah karbon aktif yang dapat menyerap senyawa pengotor.

    BalasHapus
  3. Nama saya Hefty Juwita (A1C117053) akan menjawa pertanyaan nomor 3. Menurut saya, yang terjadi ketika kita melakukan pemanasan naftalen tercemar dalam proses sublimasi tidak menggunakan kertas saring sebagai penutup maka naftalen akan menguap ke udara bebas. Terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini