LAPORAN KIMIA ORGANIK 1
DISUSUN
OLEH : YULINARTI CHOINIRUL NISYAH
NIM
: A1C117025
KELAS
: REGULER A 2017
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.
Drs. SYAMSURIZAL, M.SI
PENDIDIKAN
KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
VI. Data Pengamatan.
6.1 Analisa unsur
6.1.1 Karbon dan
Hidrogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Ditempatkan 1-2 gram serbuk CuO kering di atas pemanas
bunsen
|
CuO berwarna hitam dan tidak ada terjadi perubahan warna serta CuO menguap.
|
2
|
Dicampurkan dengan gula (1/10 jumlah CuO)
|
Gula larut
|
3
|
Dialirkan melalui pipa ke gelas kimia yang berisi 10ml Ca(OH)₂ lalu dipanaskan campuran CuO dan gula tersebut.
|
Terbentuk uap air dan gelembung gas pada gelas kimia
|
6.1.2 Halogen
a. Tes
Beilsten
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dipanaskan kawat tembaga
|
warna kawat menjadi kemerah-merahan
|
2
|
Di dinginkan, ditetesi 2 tetes benzena, dipijarkan
|
Ada bau gas dan warna merah pudar dan akhirnya kembali
putih
|
b. Tes CaO
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dipanaskan sejumlah CaO sampai suhu tinggi
|
CaO berbentuk gumpalan / padatan
|
2
|
Saat masih panas, ditambahkan 2 tetes benzena
|
Tercium bau gas menyengat dan terdapat uap air di
pinggir bagian dalam tabung
|
3
|
Setelah dingin, didihkan dengan 5ml air suling
|
Larutan menjadi keruh
|
4
|
Dituangkan ke dalam gelas kimia dan dilarutkan dalam
HNO₃ encer
|
Muncul gelembung dan larutan jernih
|
6.1.3 Metode leburan dengan Natrium
a. Belerang
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Diasamkan 3ml larutan L (NaOH) dengan asam asetat
|
Warna larutan bening
|
2
|
Di didihkan, diperiksa dengan kertas saring basah yang
telah ditetesi Pb-asetat 10%
|
Larutan naik ke permukaan tabung mendekati kertas
saring, terdapat gelembung-gelembung seperti minyak
|
3
|
Larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes larutan
Na-nitroprosida
|
Larutan berubah warna dari bening ke kuning pudar
|
b. Nitrogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
|
Larutan L (Amoniak)
|
Larutan L (Putih telur)
|
||
1
|
3 ml larutan
L ditambahkan 5 tetes larutan FeSO₄
|
Terdapat
gumpalan cokelat kehitaman
|
Warna kuning diatas dan warna putih dibawah
|
2
|
Ditambahkan 1
tetes larutan FeCl₃
|
Di
tengah-tengah terdapat minyak kekuningan
|
Warna kuning
emas
|
3
|
Ditambahkan 5
tetes larutan KF 10%
|
Gumpalan
menjadi buyar
|
Warna kuning
emas pekat
|
4
|
Ditambahkan
1-2 ml larutan NaOH 10%, lalu di didihkan
|
Gumpalan
berkumpul ke bawah (mengendap), saat di didihkan larutan menjadi putih susu
|
Warna
perlahan menjadi biru, saat dididihkan meletup-letup
|
5
|
Diasamkan
dengan asam sulfat encer
|
Larutan
berwarna biru berlin
|
Warna menjadi
biru Berlin, bagian permukaan dan warna kuning
pudar dibagian atas
|
c. Halogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Diasamkan 3ml larutan L dengan larutan HNO₃ encer
|
Tidak terjadi reaksi
|
2
|
Di didihkan selama 1 menit
|
Terjadi
letupan-letupan
|
3
|
Ditambahkan 5 ml larutan AgNO₃ encer, dilanjutkan
pendidihan
|
Warna abu-abu kecokelatan, saat di didihkan kembali
timbul banyak endapan halus
|
6.2 Penentuan kelas kelarutan
6.2.1 KelarutanGula
a. Kelarutan gula dalam
air
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml air suling,
dikocok
|
Larutan jernih, gula larut dalam air (+)
|
b. Kelarutan gula dalam eter (benzena)
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml pelarut
benzena, dikocok
|
Larutan jernih, gula masih ada (+)
|
c. Kelarutan gula dalam NaOH 10 %
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3
ml larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan jernih, gula larut (+)
|
d. Kelarutan gula dalam NaHCO₃ 5%
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3
ml larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
|
Timbul gelembung, gula larut (+)
|
e. Kelarutan gula dalam HCl
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 5
ml larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan jernih, gula larut (+)
|
f. Kelarutan gula dalam H₂SO₄pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml
larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
|
Larutan kuning pudar, saat dikocok gula menggumpal
warna merah kehitaman, gula tidak larut (-)
|
g. Kelarutan gula
dalam H₃PO₄
pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3
ml larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
|
Larutan jernih, butiran gula menyebar dilarutan (+)
|
6.2.2 KelarutanTepung
a. Kelarutan tepung dalam air
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml air
suling, dikocok
|
Larutan keruh, tepung tidak larut dalam air (-)
|
b. Kelarutan tepung
dalam eter (benzena)
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml pelarut
benzena, dikocok
|
Larutan keruh, tepung masih ada (-)
|
c. Kelarutan tepung dalam NaOH 10 %
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml
larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan keruh, tepung mengendap (-)
|
d. Kelarutan tepung
dalam NaHCO₃ 5%
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml
larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
|
Larutan keruh, saat dikocok timbul gelembung (+)
|
e. Kelarutan tepung dalam HCl
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan
0,1 gram tepung, ditambahkan 5 ml larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan
sangat keruh (-)
|
2
|
Disaring,
dinetralkan dengan 30 tetes NaOH
|
Larutan
bening (-)
|
f. Kelarutan tepung
dalam H₂SO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml
larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
|
Larutan keruh, tidak panas, tidak berubah warna (-)
|
g. Kelarutan tepung
dalam H₃PO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml
larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
|
Larutan jernih, ada endapan (+)
|
6.2.3 Kelarutan Minyak
a. Kelarutan
minyak dalam air
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml air suling,
dikocok
|
Larutan jernih, minyak dan air tidak menyatu (+)
|
b. Kelarutan
minyak dalameter (benzena)
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml pelarut
benzena, dikocok
|
Larutan jernih, minyak larut (+)
|
c. Kelarutan minyak dalamNaOH 10 %
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml
larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan keruh, minyak merapung (-)
|
d. Kelarutan minyak
dalam NaHCO₃ 5%
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml
larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
|
Larutan jernih, minyak merapung (+)
|
e. Kelarutan minyak dalam HCl
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3
tetes minyak, ditambahkan 5 ml larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan
jernih, minyak merapung (+)
|
f. Kelarutan minyak
dalam H₂SO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml
larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
|
Larutan jernih, minyak merapung (+)
|
g. Kelarutan minyak
dalam H₃PO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml
larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
|
Larutan keruh, minyak merapung (-)
|
6.2.4 Kelarutan Putih
telur
a. Kelarutan putih
telur dalam air
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml air
suling, dikocok
|
Larutan keruh, berbusa (-)
|
b. Kelarutan putih telur dalam eter (benzena)
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml
pelarut benzena, dikocok
|
Larutan jernih, minyak merapung (+)
|
c. Kelarutan putih
telur dalam NaOH 10 %
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml
larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan jernih, ada busa di permukaan (+)
|
d. Kelarutan putih
telur dalam NaHCO₃ 5%
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml
larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
|
Larutan jernih, berbusa (+)
|
e. Kelarutan putih
telur dalam HCl
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3
tetes putih telur, ditambahkan 5 ml larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan
keruh, ada endapan (-)
|
f. Kelarutan putih
telur dalam H₂SO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml
larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
|
Larutan keruh, ada gumpalan diatas (-)
|
g. Kelarutan putih telur H₃PO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml
larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
|
Larutan jernih (+)
|
VII. Pembahasan.
Pada percobaan
pratikum ini kami melakukan pratikum yang berjudul analisa
kualitatif unsure – unsure zat organic dan penentuan kelas kelarutan
dengan melakukann beberapa bercobaan diantaranya yaitu :
7.1 Analisa Unsur
7.1.1 Karbon dan
Hidrogen.
Pada percobaan analisa
unsure karbon dan hydrogen kami melakukannya sesuai dengan penuntun yang
ada. Nah pada percobaan dilakukan bertujuan untuk mengentahui apakah didalam
gula terdapat Karbon dan Hydrogen. Ketika Cuo ditempatkan dalam cawan porselen
dan kemudian dipanaskan warna Cuo hitam dan tidak terjadi Nampak bahwa
Cuo mengalami penguapan. Kemudian didalam cawan porselen ditambahakan
dengan gula dapat terlihat disitu bahwa gula dan Cuo bercampur. Kamudian
camputan tersebut imasukkan kedalam tabung reaksi dengan dilengkapi dengan
penyumbat dan pipa pengalir gas yang kemudian disambungkan dengan Gekas kimia
yang berisikan larutan 10 ml Ca(OH)2. Kamudian tabung reaksi yang
berisikan campuran Cuo dan gula dipanaskan kemudain diamati. Nah yang
kami dapatkan dari pengamatan yang kami lakukan terdapat gas yang mengalir dari
campuran Cuo dan gula yang terdapat di tabung reaksi pyrex ke dalam gelas kimia
sehingga menimbulkan gelembung gas dan uapa air. Dari pengamatan yang didapat
etrsebut dapat kita ketahui bahwa didalam gula terdapat unsur karbon (C)
dan hydrogen (H) yang terbentuk ketika campuran Cuo dan gula dipanaskan . nah
pada percoban ini kami menggunakan serbuk CuO kering yang bertujuan sebagai zat
pengoksidasi.
7.1. 2 Halogen.
a. Tes Beilstein
pada percobaan analisis
unsure halogen dengan menggunakan tes beilstein kami melakukannya sesui dengan
penuntun yang ada. Nah uji tes beilstein merupakan suatu uji senyawa organic
yang doalukan dengan pemanasan kawat tembaga yang bertujuan untuk
mengidentifikasi apakah dalam sampel tersebut terdapat unsure halogen atau
tidak yang ditandai dengan warna nyala dan uap halide yang terbentuk. Langkah
pertama yang dilakukan adalah pemanasan kawat tembaga sampai kemerah merahan
dan tak memberikan nyala lain. Kamudian didinginkan dan ditetesi kawat etrsebut
dengan benzene lalu dipijarksn kembali dan diamati warna nyala yang ditunjukan
yang mana dalam pengamatan diperoleh warna nyala hijau dan terdapat uap halide
dan dari pengamatan tersebut dapat kita simpulkan bahwa dalam sampel terdapat
unsure halide.
b. Tes CaO
pada percobaan analisis
unsure halogen menggunakan tes CaO kami melakukannya sesui dengan penuntun.
Langkah pertama tabung reaksi dimasukkan CaO bebas halogen dan dilajutan
pemanasan sampai suhu tinggi CaO tersebut menggumpal. Kamudian ketika masih
panas ditambahkan dua tetes benzene, campuran tersebut memadat. Setelah dingin
didihkan dengan 5 -10 ml air suling sehingga didapat larutan tersebut larut.
Lalu campuran tersebut dituangkan ke dalam gelas kimia 100 ml dan larutan dalam
HNO3 encer didapatkan larutan yang keruh. Karena larutan jernih
tak didapatkan maka dapat disaring dengan menggunakan kertas saring, lalu
ditambahkan AgNO3 campuran berubah menjadi warna keabu-abu.
7.1.3 Metode Leburan
dengan Natrium.
a. Belerang.
Pada percobaaan analasis
Belerang dengan metode leburan dengan Natrium kami melakukan prosedur kerja
sesaui dengan penuntun. Namun untuk larutan L kami tidak menggunakan larutan L
yang didapatkan dalam metode Leburan dengan Natrium karena kami tidak melakukan
percobaan itu dan untuk larutan L nya pun digantikan dnga menggunakan NaOH.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah didalam larutan L terdapat
belerang atau tidak. Nah larutan NaOh tersebut diasamkan dengn mengunakan Asam
Asetat yang mana didapatkan hasil pengamatan warna campuran larutan
tersebut berwarna bening. kemudain didihkan campuran larutan tersebut
larutan tersebut mengelegak dan lakukan pemeriksaan gas yang timbul pada
campuran larutan tersebut dengan menutup tabung reaksi menggunakan kertas
saring yang telah ditetesi dengan Pb-asetat 10%. Nah dari langakah kerja
tersebut dapat dilihat pengamatan bahwa dalam campuran larutan tersebut
terdapat gas yang ditandai dengan kertas saring yang mengembang seperti
didorong dari dalam. Kemudian pada larutan L yang lainnya (NaOH) ditambahakan
dengan 1 -2 tetes larutan Na-nitroprosida dan kemudian diamati apa yang
terjadi. Dari pengamatan tersebut didapatkan bahwa terjadi perubhan warna
dari warna bening menjadi warna kuning keruh. Dari pengamatan perubahan warna
yang terjadi membuktikan bahwa dalam larutan L yang kita gunakan NaOH
mengandung belerang.
b. Nitrogen.
Pada percobaan nitrogen
dengan meggunakan metode leburan dengan Natrium kami melaulakn sesuai denga
prosedur di penuntun dengan dengan menggunakn sampel yang akan diteliti yaitu
amoniak dan putoh telur. Percobaan ini dilakukan untuk dapat megetahui apakah didalam
amoinik dan puih telur terdapat nitrogen atau tidak.
Pada percobaan sampel
amoniak langkah pertama yang dilakukan penambahan 3 ml larutan amoniak dengan 5
tetes larutan FeSO4 terjadi perubahan yang awalnya larutan
hanya putih menjadi terbentuk gumpalan coklat kehitam hitaman seperti bubuk
besi. Dilanjutkan dengan penambahan FeCl3 sebanyak tetes
pada campuran larutan tersebut didapatkan perubahan warna menjadi kuning .
kamudain ditambahkan KF sebanyak 5 tetes dalam campuran larutan terjadi
pemecahan gumpalan dan gumpalan tersebut buyar. Lalu ditambahkan 2 ml NaOH
mengakibatakn perubahan yang mana gumpalan yang awal buyar kini menjadi turun
kedasar tabung reaksi. Dilanjukan dengan pemanas terhadap cmapuran larutan
tersebut sehingga didapatkan bahwa larutan tersebut kering dan membentuk
endapan putih ditenggah dan kuning di pingir - pinggrinya. Kemudian endapan
tersebut ditambahkan 5 tetes H2SO4 dan dikocok
yang mana penambahan tersebut mengakibatkan terjadi perubaan pada endapan
tersebut warna kuning dan putih pada endapan berubahmnejadi warna biru belin
dan terdapat air. Dari perubahan warna biru berlin tersebut dapat kita
tahu bahwa dalam amoniak terdapat nitrogen.
Pada percobaan sampel
putih telur langakah pertama yang dilakukan dengan penambahan 3 ml putih telur
dengan 5 tetes larutan FeSO4 terjadi perubahan yang awlanya
berwarna bening menjadi warna kunig dibaagaian atasanya dan warna bening
dibagian bawahnnya. Lalu ditambahkan dengan FeCl3 terjadi
perubhan warna menjadi kuning keemasan. Dilanjutkan dengan penambahan KF 10%
warna kuning keemasan menjadi semakin pekat. Kemudain ditambahakan denga NaOH
10% dan kemuadian dididihkan perlahan lahan menjadi biru dan meletup letup.
Kemudian diasamkan dengan menggunakan asam sulfat terjadi peruhana waran biru
menjadi biru berlin dibagian permukaan dan warna kuning pudar dibagian atas.
Nah dari pengamatan diatas terdapat warna biru berlin menunjukan bahwa sampel
putih telur mengandung nitrogen.
c. Halogen.
Pada percobaan
analisis halogen dengan menggunakan metode leburan dengan natirum kami lakukan
sesuia dengan prosedur kerja. Percobaan dilakuakn bertujuan untuk mengetahui
apakah didalam sampel larutan L terdapat unsure halogen atau tidak. Langkah
pertaman yang dilakukan adalah mengasamkan sampel larutan L daenga menggunakan
HNO3 encer dan dididihkan warna tetap bening sampel
larutan tersebut meletup letup. Lalu ditambahkan dengan 5 ml AgNO3 terjadi
perubahan warna dari bening menjadi keabu-abuan kemudian dididihkan maka
terbuntuklah endapan yang banyak yang terdapat warna hitam dibagian atas dan
bawah, sedangakan dibagain tengah berwara abu – abu. Terbentuknya endapan
pada larutan tersebut menandakan bahwa dalam sampel tersebut terdapat nitrogen.
Analisis kualtitaif dapat dilakukan dengan memalui pengamatan dari kandunga unsur penyusun dan penentuan kelarutan yang akan dapat diungkap peranan unsur dalam senyawa penyusunnya, mengetahui unur penyusun senyawa yang dapat diestilmilasi rumus empris dan rumus molekul., memperdeksi kelarutan sennyawa organik dalam senya polar dan non polar seta kecendurang senyawa dalam beraksi dengan senyawa lainnya. Analisa kualitatif terhadap senyawa memiliki peranan yang peting dalam kehidupan organisme. dengan mengetahui teknik - teknik analisis unsur penyusunsuatu seyawa dan mengeataui tingakt kelarutan dalam suatu pelarut yang dapat mengispirasi untuk merancang eksperimen senidri sehingga akan memproleh pengetahuan baru. oleh karena itu diperlukannya melakukan analisis kualitatif (Syamsurizal, 2019 http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/ )
Analisis kualtitaif dapat dilakukan dengan memalui pengamatan dari kandunga unsur penyusun dan penentuan kelarutan yang akan dapat diungkap peranan unsur dalam senyawa penyusunnya, mengetahui unur penyusun senyawa yang dapat diestilmilasi rumus empris dan rumus molekul., memperdeksi kelarutan sennyawa organik dalam senya polar dan non polar seta kecendurang senyawa dalam beraksi dengan senyawa lainnya. Analisa kualitatif terhadap senyawa memiliki peranan yang peting dalam kehidupan organisme. dengan mengetahui teknik - teknik analisis unsur penyusunsuatu seyawa dan mengeataui tingakt kelarutan dalam suatu pelarut yang dapat mengispirasi untuk merancang eksperimen senidri sehingga akan memproleh pengetahuan baru. oleh karena itu diperlukannya melakukan analisis kualitatif (Syamsurizal, 2019 http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/ )
7.2 Penetuan Kelas
Kelarutan.
Pada percobaan penentuan
kelarutan dilakukan pada 4 senyawa organik yaitu: gula, tepung, putih telur,
minyak yang masing – masing dilarutkan dalam 6 pelarut. Nah pelarut yang
digunakan adalah air, benzene, NaOH 10 %, NaHCO3 5%, HCl, H2SO4 pekat.
7.2.1Kelarutan Gula.
a. Kelarutan Gula dalam
air.
Pada percobaan kelas
kelarutan gula dalam air . maka dimasukkan 0,1 gram gula dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml air suling, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan Larutan
jernih, gula larut dalam air karena didapatkan larutan jernih maka memiliki nilai (+).
b. kelarutan gula dalam
benzene.
Pada percobaan kelas
kelarutan gula dalam benzena . maka dimasukkan 0,1 gram gula dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml benzene, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan Larutan
jernih, tetapi gula
masih ada maksudnya gula
tidak semuanya melarut, karena didapatkan larutan jernih maka memiliki nilai
(+).
c. kelarutan gula ddalam
NaOH 5%.
Pada percobaan kelas
kelarutan gula bukan dalam NaOH 5%, melainkan dengan menggukan NaOH 10%. maka dimasukkan
0,1 gram gula dalam tabung
reaksi, lalu ditambahkan 3 ml NaOH, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan larutan
jernih, gula larut karena didapatkan
larutan jernih maka memiliki nilai (+)
d. kelarutan gula dalam
NaHCO3 5%.
Pada percobaan kelas
kelarutan gula dalam NaHCO3 5%,. maka dimasukkan 0,1 gram gula dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml NaHCO3, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan terdapat timbul gas dan gula larut, karena didapatkan timbul gas
maka memiliki nilai (+).
e. kelarutan gula dalam
HCl.
Pada percobaan kelas
kelarutan gula dalam HCl maka dimasukkan 0,1 gram gula dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml HCl, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan larutan
jernih, gula larut . karena didapatkan
larutan jernih maka memiliki nilai (+)
f. kelarutan gula dalam
asm sulfat pekat.
Pada percobaan kelas
kelarutan gula dalam HCl maka dimasukkan 0,1 gram gula dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml HCl, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan larutan berwarna kuning pudar, saat dikocok
gula menggumpal warna merah kehitaman, gula tidak larut . karena didapatkan larutan keruh (kuning pudar)
maka memiliki nilai (-)
g. kelarutan gula dalam
asam fosfat pekat.
Pada percobaan kelas
kelarutan gula dalam asam sulfat pekat. maka dimasukkan 0,1 gram gula dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml asam sulfat, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan larutan jenih, butiran gula menyebar dilarutan
karena didapatkan larutan jernih maka memiliki nilai (+).
7.2.2 Kelarutan Tepung.
a. Kelarutan tepung
dalam air.
Pada percobaan kelas
kelarutan tepung dalam air . maka dimasukkan 0,1 gram tepung dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml air suling, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan Larutan
keruh, tepung tidak larut dalam air karena didapatkan larutan keruh maka memiliki nilai (-).
b. kelarutan tepung
dalam benzene.
Pada percobaan kelas
kelarutan tepung dalam benzena . maka dimasukkan 0,1 gram tepung dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml benzene, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan Larutan
keruh, tepung masih ada (tidak
larut) , karena didapatkan larutan keruh maka memiliki nilai (-).
c. kelarutan tepung
dalam NaOH 5%.
Pada percobaan kelas
kelarutan tepung bukan dalam NaOH 5%, melainkan dengan menggukan NaOH 10%. maka
dimasukkan
0,1 gram tepung dalam tabung
reaksi, lalu ditambahkan 3 ml NaOH, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan Larutan
keruh, tepung mengendap ,karena
didapatkan larutan keruh maka memiliki nilai (-)
d. kelarutan
tepung dalam NaHCO3 5%.
Pada percobaan kelas
kelarutan tepung dalam NaHCO3 5%,. maka dimasukkan 0,1 gram tepung dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml NaHCO3, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan larutan kerus dan saat dikocok timbul gelembung, karena didapatkan
gelembung maka memiliki nilai (+).
e. kelarutan tepung
dalam HCl.
Pada percobaan kelas
kelarutan tepung dalam HCl maka dimasukkan 0,1 gram tepung dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml HCl, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan larutan sangat keruh. Kemudain dineralkan dengan 30 tetes NaOH dikocok dan
didapatkan hasil pengamatan larutan bening. Maka dari pengamatan tersebut
didapatkan nilai bahwa (-)
f. kelarutan tepung
dalam asm sulfat pekat.
Pada percobaan kelas
kelarutan tepung dalam HCl maka dimasukkan 0,1 gram tepung dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml HCl, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan larutan larutan keruh , tidak panas dan tidak
berubah warna . karena didapatkan larutan keruh maka memiliki nilai (-)
g. kelarutan tepung
dalam asam fosfat pekat.
Pada percobaan kelas
kelarutan tepung dalam asam sulfat pekat. maka dimasukkan 0,1 gram tepung dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml asam sulfat, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan larutan jenih, ada endapan. karena didapatkan
larutan jernih maka memiliki nilai (+).
7.2.3 Kelarutan Minyak.
a. Kelarutan minyak
dalam air.
Pada percobaan kelas
kelarutan minyak dalam air . maka dimasukkan 3 tetes minyak dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml air suling, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan Larutan
jernih , air dan minyak tidak
menyatu karena didapatkan larutan jernih maka memiliki nilai (+).
b. kelarutan minyak
dalam benzene.
Pada percobaan kelas
kelarutan minyak dalam benzena . maka dimasukkan 3 tetes minyak dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml benzene, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan
larutan jernih minyak larut , karena didapatkan larutan jernih maka
memiliki nilai (+).
c. kelarutan minyak
dalam NaOH 5%.
Pada percobaan kelas
kelarutan minyak bukan dalam NaOH 5%, melainkan dengan menggukan NaOH 10%. maka
dimasukkan 3 tetes minyak dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml NaOH, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan Larutan
keruh, minyak
merapung ,karena didapatkan larutan keruh maka memiliki nilai (-)
d. kelarutan
minyak dalam NaHCO3 5%.
Pada percobaan kelas
kelarutan minyak dalam NaHCO3 5%,. maka dimasukkan 3 tetes minyak dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml NaHCO3, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan larutan keruh dan minyak terapung, karena didapatkan larutan keruh
maka memiliki nilai (-).
e. kelarutan minyak
dalam HCl.
Pada percobaan kelas
kelarutan minyak dalam HCl maka dimasukkan 3 tetes minyak dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml HCl, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan
karutan jernih dan minyak mengapung, karena larutan jernih makan nilai (+).
. f. kelarutan minyak
dalam asm sulfat pekat.
Pada percobaan kelas
kelarutan minyak dalam HCl maka dimasukkan 3 tetes minyak dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml HCl, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan larutan larutan jernih, minyak mengapung .
karena didapatkan larutan jernih maka memiliki nilai (+)
g. kelarutan minyak
dalam asam fosfat pekat.
Pada percobaan kelas
kelarutan minyak dalam asam sulfat pekat. maka dimasukkan 3 tetes minyak dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml asam sulfat, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan larutan keruh dan minyak terpung. karena
didapatkan larutan keruh maka memiliki nilai (-).
7.2.4 Kelarutan
Putih Telur.
a. Kelarutan puith telur
dalam air.
Pada percobaan kelas
kelarutan minyak dalam air . maka dimasukkan 3 tetes putih telur dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml air suling, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan Larutan keruh dan berbusa, karena didapatkan
larutan keruh maka memiliki nilai (-).
b. kelarutan putih telur
dalam benzene.
Pada percobaan kelas
kelarutan putih telur dalam benzena . maka dimasukkan 3 tetes putih telur dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml benzene, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan
larutan jernih dan ada busa , karena didapatkan larutan jernih maka
memiliki nilai (+).
c. kelarutan putih telur
dalam NaOH 5%.
Pada percobaan kelas
kelarutan minyak bukan dalam NaOH 5%, melainkan dengan menggukan NaOH 10%. maka
dimasukkan 3 tetes putih telur dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml NaOH, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan Larutanjernih ada busa dipermukaan ,karena didapatkan
larutan jernih maka memiliki nilai (+)
d. kelarutan putih telur
dalam NaHCO3 5%.
Pada percobaan kelas
kelarutan putih telur dalam NaHCO3 5%,. maka dimasukkan 3 tetes putih telur dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml NaHCO3, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan larutan jernih dan ada busa , karena didapatkan larutan jernih maka
memiliki nilai (+).
e. kelarutan putih telur
dalam HCl.
Pada percobaan kelas
kelarutan putih telur dalam HCl maka dimasukkan 3 tetes putih telur dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml HCl, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan larutan
jernih dan ada endapan , karena larutan jernih makan nilai (+).
f. kelarutan putih telur
dalam asm sulfat pekat.
Pada percobaan kelas
kelarutan putih telur dalam HCl maka dimasukkan 3 tetes putih telur dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml HCl, dikocok dan didapatkan hasil pengamatan larutan larutan keruh dan ada gumpalan
diatas . karena didapatkan larutan keruh maka memiliki nilai (-)
g. kelarutan putih telur
dalam asam fosfat pekat.
Pada percobaan kelas
kelarutan putih telur dalam asam sulfat pekat. maka dimasukkan 3 tetes putih telur dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 3 ml asam sulfat, dikocok dan didapatkan hasil
pengamatan larutan jernih karena didapatkan larutan jernih maka
memiliki nilai (+).
VIII. Kesimpulan.
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
a. Pinsip dasar
pemisahan kualitatif pada senyawa kimia organic pada umunya dapat dianalisis
dengan mengunakan uji yang dapat kita amati dari perubahan warna nyala,
pengendapan, perubahan suhu, serta timbulnya gelembung gas.
b. Untuk menganalisi
unsure carbon dan hydrogen dilakukan dengan membakar campuran CuO dan gula yang
dilarikan delama gelas yang berisikan Ca(OH)2. Pada analisa halogen
dilakukan dengan dua tes yaitu tes beilstein dan tes CaO dan dapat juga lakuakn
dengan menggukan larutan L. dan pada belerang dilakukan dengan mecampurkan
larutan L dengan beberapa bereaksi sehingga diperoleh larutan warn kuning
bening. Dan pada nitrogen dilakukan dengan mencampurkan sampel yang mengandung
unsure nitorogen dengan beberapa pereaksi sehingga didapatkan campuran larutan
biru berlin.
c. Pada pratikum ini
kami menganlisis pada unsur unknowing yang tadak diketahui seperti dalam
penentuan unsur nitrogen yang menggunakan larutan L dimana larutan L tersebut
ialah NaOH.
IX Pertanyaan.
1.selain dari dua sampel
diatas, apa saja senyawa organik yang dapat digunakan dalam uji Nitrogen ?
2. mengapa
gula kurang larut saat uji kelas kelarutan dalam pelarut air ?
3. Dalam uji penentuan
carbon dan hidrogen CuO berfungsi sebagai apa?
X. Daftar Pustaka.
Day, R A dan Underwood, A. L. 2007. Analisis Kimia
Kualitatif. Jakarta : Erlangga.
Fessenden, Ralp J dan Joan S Fessenden. 1989. Organic
Chemistry, Third Edition. Amerika Serikat ; Unversity of Montana.
Ganjdar. 2011. Riview, Teknik Peningkatan Kelarutan Obat.
Vol 3. No 2. Palembang ; Universitas Sriwijaya.
Noviarty dan Yusuf Nampira. 2000. Penggunaan Spekrofluorimeter
Untuk Analisa Unsur dalam Larutan. ISSN 0852-4777.
Syamsurizal.2019. Analisis Kualitatif Senyawa Organik. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/.
diakses pada 22 Febuari 2019.
Tim Kimia Organik. 2016. Penutun Pratikum Kimia Organik 1.
Jambi : Universitas Jambi.
Saya SILVY WAHYU FRADINI (A1C117023) akan menjawab pertanyaan no 2 yaitu Pada saat uji kelas kelarutan gula dengan air ,gula tidak larut semuanya (kurang larut) karena gula merupakan senyawa organik yang mana sifat kelarutan dari senyawa organik yaitu kurang larut dalam air atau senyawa polar lainnya dan mudah larut dalam larutan nonpolar.
BalasHapusNama saya Elda Septiana (A1C117027) saya ingin mencoba menjawab no 1. Menurut saya Selain dari dua sampel diatas yang dapat digunkan untuk uji unsure kadar nitrogen pastinya adalah senyawa organic yang memiliki unsure nitrogen yang terkandung didalam senyawa tersebut. Senyawa organic tersebut adalah Urea, Urin, kotoran hewan seperti kotoran sapi dan manusia , tanaman air seperti Azolla, dedaunan yang berwarna hijau maupun jerami, dan terdapat dalam bahan makan yang banyak mengandung protein seperti kacang – kacangan.
BalasHapusSaya ika ermayanti (031) saya akan mnjawab nomor 3 dimana fungsi Penggunaan CuO dalam uji penetun carbon dan hydrogen yang bertujuan sebagai zat pengoksidasi. Sehingga akan terurailah unsure carbon dan hydrogen dalam gula.
BalasHapus